Saturday, April 21, 2012

Profil UPT Rehsos ANKN Surabaya Tahun 2016 (Tempat Rehabilitasi NAPZA/NARKOBA di Surabaya milik Pemprov Jatim)












PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS SOSIAL










P R O F I L


UNIT PELAKSANA TEKNIS
REHABILITASI SOSIAL ANKN SURABAYA










Jl. Balongsari Dalam I no. 1, 60186, tlp & fax (031) 7405256, (031) 7404785
Jl. Dukuh Kupang Timur XII A/1, 60256, tlp & fax (031) 5668080
Blog : peksosjatim.blogspot
S u r a b a y a






PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR

P  R  O  F  I  L E

UNIT PELAKSANA TEKNIS
REHABILITASI SOSIAL ANAK NAKAL DAN KORBAN NAPZA SURABAYA TAHUN 2016
(UPT REHSOS ANKN)
Jl. Balongsari Dalam I no. 1 Surabaya, 60186, tlp/fax (031) 7405256
Jl. Dukuh Kupang Timur XII/A no. 1 Surabaya telp/fax (031) 5668080
Email : uptrehsosankn@yahoo.com
Kontak person : Anton 081280931331, Cicih 085103031240


A.     Pendahuluan

      Kenakalan anak dan remaja sudah semakin meningkat dari segi kualitas dan kuantitas. Kenakalan anak dan remaja bukan saja hanya merokok, melawan orang tua, bolos sekolah, keluyuran, berkelahi, tawuran atau mencuri saja, namun telah merambah kepada kenakalan yang intensitas dan tingkat kriminalitasnya tinggi, seperti memalak/mengompas, berjudi, narkoba (miras, ganja, obat-obatan, ekstasi, shabu, putau), bahkan memperkosa, merampok serta membunuh. Bagi pecandu NAPZA, jika tidak memiliki uang atau “kere” mereka bisa menggunakan bahan atau zat adiktif lainnya yang memiliki efek seolah-olah serupa dengan NAPZA disebut di atas. Bagi kalangan ekonomi lemah mereka mengkonsumsi kecubung, mengisap lem perekat sepatu, thinner, spidol bahkan mencampuradukan berbagai  bahan adiktif itu menjadi satu, dan tidak jarang mengakibatkan OD (over dosis)
      Dengan kualitas dan intensitas seperti itu, anak dan atau remaja sudah berhadapan dengan hukum (ABH)
     Angka prevalensi penyalahgunaan narkoba sebesar 2,2% atau sekitar 3,8-4,2 juta orang pada periode 2013. Namun, dengan fenomena gunung es, maka penyalahguna ataupun pecandu narkoba bisa lebih besar dari hasil penelitian keja sama  BNN dan Universitas Indonesia tersebut (disampaikan pada peresmian Balai Rehabilitasi BNN di Baddoka Makassar, Antara News 26 Juni 2013).
      Jika proyeksi penduduk Jawa Timur tahun 2010 sebanyak 37.476.757 orang (BPS Prov. Jatim, 25 Maret 2012), dengan pertumbuhan penduduk sejak tahun 2000 sudah mencapai di bawah 1,00 persen per tahun (Press release Pencanangan Bhakti Sosial TNI KB tahun 2011 di Kab. Bangkalan, 12 Mei 2011), maka prevalensi pecandu NAPZA di Jatim di permukaan mencapai lebih dari 750.000 orang. Apabila dihitung dengan jumlah pecandu yang ada di bawah permukaan, jumlah ini akan bertambah dengan sangat fantastis.
     Dengan kondisi demikian, seringkali keluarga dan masyarakat, tidak lagi mampu mengatasi masalahnya sendiri dengan berbagai alasan, maka diperlukan bantuan pemerintah. Atau kondisi sebaliknya.
      Dari latar belakang tersebut, maka peran UPT DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR yang menangani anak nakal dan korban NAPZA, sekarang bernama Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Anak Nakal dan Korban Napza (UPT Rehsos ANKN) Surabaya, sangat diperlukan.

B.      Landasan Hukum

1.      UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
2.      UU no. 11 tahun 2009 Kesejahteraan Sosial
3.      UU no. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
4.   UU no. 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak  
5.      Permensos RI no. 56/HUK/2009 tentang Yanrehsos Korban Salgun NAPZA
6.   Permensos RI no. 03/2012 tentang Standar Lembaga Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA
7.      SEMA no. 04 tahun 2010 dan 03/2011 tentang Penempatan Pecandu di Rehab Medis dan Sosial
8.   PP no. 41 tahun 2007 mengenai UPT Dinsos Provinsi Jatim yang melaksanakan tugas di bidang Pelayanan dan Rehabilitasi, Bantuan Bimbingan, Pengembangan dan Resosialisasi dan juga Pembinaan Lanjut bagi Anak Nakal dan Korban NAPZA
9.      PP no. 25/2011 tentang Wajib Lapor Pecandu NAPZA
10. Perber 7 kementeriaan/lembaga mengenai Rehabilitasi Penyalahguna Narkotika 
11. PP no. 41 tahun 2007 tentang UPT Dinsosprov Jatim yang melaks tugas bidang pelay & rehsos, bant bimbingan, pengemb & resosialisasi, dan pembinaan lanjut bagi anak nakal dan korban NAPZA
12. Kepber  Dirjen Yanrehsos Kemensos dan Dirjen Pemasyarakatan Depkum dan HAM nomor 20/PRS-2/KEP/2005 dan nomor: E.UM.06.07-83 tahun 2005 tentang Yanrehsos Anak Didik Pemasyarakatan, direvisi tahun 2008 menjadi  Kepber 6 Menteri 
13. Permendagri no. 21/2013 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika
14.  Perda pemprov Jatim no. 9 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.
15.  Pergub Jatim no. 80 tahun 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi serta Pergub Jatim no. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinsos Prov Jatim
16.  Kepgub Jatim no. 188/159/KPTS/013/2005 tentang Komite Penanggulangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Pemprov Jatim

C.      Sejarah Berdirinya

Nama UPT Rehsos ANKN merupakan gabungan dua UPT Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, yaitu UPT yang menangani korban NAPZA  (dahulunya PRSPP Teratai Surabaya, Jl. Balongsari Dalam I nomor 1) dan UPT yang menangani anak nakal (PRSMP Adika Surabaya, Jl. Dukuh Kupang Timur XII A/1). Awalnya, merupakan satu-satunya UPT Departemen Sosial yang merehabilitasi pecandu NAPZA di Jawa Timur

Pada awal berdirinya dengan nama Wisma Teratai pada tahun 1979, belum memiliki cabang . Namun dengan semakin kompleksnya permasalahan, utamanya masalah kenakalan anak beserta keluarga dan masyarakat sekitarnya yang sangat memerlukan perhatian, maka  pada tanggal 12 Juli tahun 1987 melakukan pengembangan ke Jalan Dukuh Kupang Timur XII A/1 Surabaya, dengan nama Panti Rehabilitasi Marsudi Putra Adika (PSMP), kemudian berubah menjadi Panti Rehabilitasi Sosial Marsudi Putra Adika (PRSMP) khusus melaksanakan pelayanan rehabilitasi klien anak nakal.

Sejauh ini, nama dan fungsi UPT ini telah beberapa kali mengalami perubahan, dari mulai Wisma Teratai, PRKN (Panti Rehabiitasi Korban Narkoba) Teratai, PRSKN (Panti Rehabilitasi Sosial Korban NAPZA) Teratai, PRSPP (Panti Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra) Teratai. Sejalan dengan berubahnya kebijakan, termasuk bergulirnya semangat desentralisasi, berdasarkan amanat PP 41 tahun 2007 UPT Rehsos ANKN merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinsos Propinsi Jatim yang melaksanakan tugas di bidang Pelayanan dan Rehabilitasi, Bantuan Bimbingan, Pengembangan dan Resosialisasi dan juga Pembinaan Lanjut bagi anak nakal dan korban NAPZA.
Berkaitan dengan metode rehabilitasi yang diterapkan di lokasi korban NAPZA, juga mengalami pergeseran sesuai dengan fungsi. Dari mulai rehabilitasi klasik, seperti pecandu dimandikan dan pendekatan klasikal guru dan murid,  metode reguler yang mulai memakai metoda ilmiah, sampai gabungan antara metode reguler dan therapeutic community (TC) bagi yang masih ketergantungan NAPZA.

D.     Visi, Misi dan Tujuan

1.      Visi
Terwujudnya eningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial Anak Nakal dan Korban NAPZA
a.     Melaksanakan pelayanan, perawatan dan rehabilitasi sosial bagi korban NAPZA dan anak nakal. Bagi korban NAPZA,  baik yang masih ketergantungan maupun eks pecandu
b. Memperluas jaringan kerja dengan instansi terkait/stakeholder untuk menangani korban penyalahguna NAPZA dan anak nakal.
c.  Melaksanakan penyuluhan dan pencegahan bagi kelompok-kelompok yang rawan terhadap kenakalan anak dan penyalahgunaan NAPZA
d.   Memberikan konseling bagi orang tua, keluarga anak nakal dan korban NAPZA serta masyarakat
 3.      Tujuan
a.  Pulihnya kepribadian, sikap mental/kemampuan anak sehingga mampu melaksanakan fungsi sosialnya
b.      Hidup sehat dan bebas tanpa NAPZA

E.      Struktur Organisasi























F.       Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

1.    Reguler
Merupakan program rehabilitasi yang diberikan kepada anak nakal, pemuda rentan, dan eks pengguna NAPZA yang sudah lepas dari ketergantungan. Dalam program ini anak nakal, pemuda rentan dan eks pengguna NAPZA mendapatkan bimbingan fisik dan kedisiplinan, bimbingan mental-psikologis, bimbingan mental-spiritual, bimbingan mental-intelektual, bimbingan mental-estetika,  bimbingan sosial, dan bimbingan keterampilan (keterampilan mobil dan sepeda motor serta las) dan magang kerja, resosialisasi, mendapatkan bantuan stimulant kerja, terminasi serta bantuan pengembangan (pembinaan lanjut).
      a. Anak Nakal/AN/ABH
          1) 1 tahun 2 angkatan (@ 6 bulan)
          2) Masing-masing  angkatan 30 orang
      b. Eks korban NAPZA/KN
          1) 1 tahun 2 angkatan (@ 6 bulan)
          2) Masing-masing angkatan 30 orang
2.      TC (Therapeutic Community)
Merupakan program rehabilitasi residensial (klien tinggal dalam UPT) yang dilakukan bagi yang masih ketergantungan NAPZA. Program ini merupakan konsep timur yang telah menyebar luas di seluruh dunia termasuk di Amerika Serikat. Inti dari konsep TC adalah pecandu membantu pecandu, yaitu menggunakan komunitas eks pengguna NAPZA dijadikan media terapi dan rehabilitasi (addict to addict). Waktu pelayanan dan rehabilitasinya situasional, dengan kapasitas tampung lebih dari 75 orang.

G.     Sasaran Kegiatan
1.      Anak nakal dan korban penyalahgunaan NAPZA
2.      Orang tua/keluarga/pengampu klien
3.      Lingkungan sosial (ketetanggaan, sekolah dan lingkungan kerja)
4.      Lingkungan sebaya
5.      Masyarakat

H.     Persyaratan calon klien

1.      Reguler AN
a.      Umur antara 15 - < 18 tahun
b.      Belum berkeluarga (menikah) dan sanggup tidak menikah selama masa pembinaan
c.       Sehat jasmani/rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter
d.      Ada pengampu (orang tua/wali) yang berpartisipasi dalam proses rehabilitasi
e.      Surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat            
f.        Surat pengantar dari Dinas/ Kantor Sosial setempat
g.      Tidak ketergantungan obat (narkoba)
h.      Anak berperilaku nakal seperti :
1)      mencuri
2)      berjudi
3)      keluyuran
4)      berkelahi, tawuran
5)      melawan orang tua
6)      mengganggu lingkungan
7)      bolos sekolah
8)      mengompas/memalak
9)      memperkosa
10)  membunuh
11)  atau gabungan dari beberapa hal di atas
12)  dll
i.   Pelaku ABH, ada surat  rujukan dari Lapas Anak yang menyatakan tinggal menjalani tahap rehabilitasi sosial
j.        Pas foto 3x4 = 6 buah
k.       Foto copy STTB (surat tanda tamat belajar), jika ada
l.        Bisa membaca dan menulis
m.    Mengisi berkas administrasi
n.      Penempatan vocational/keterampilan, sesuai hasil asesmen
o.      Bersedia mematuhi peraturan
p.      Sanggup mengikuti program rehabilitasi
q.      Lolos tim seleksi UPT Rehsos ANKN Surabaya

2.      Reguler KN
a.      Usia 18 - 30 tahun
b.      Rentan, pengguna coba-coba, eks pengguna NAPZA
c.       Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter
d.      Ada pengampu (orang tua/wali) yang berpartisipasi dalam proses rehabilitasi
e.      Surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat            
f.        Surat pengantar dari Kantor Dinas Sosial setempat
g.      Jika masih tersangkut kasus hukum, ada surat rujukan dari instansi berwenang
h.      Pas foto 3x4 = 6 buah
i.        Foto copy STTB (surat tanda tamat belajar), jika ada
j.        Dapat membaca dan menulis
k.       Penempatan vocational/keterampilan, sesuai hasil asesmen
l.        Mengisi berkas administrasi
m.    Sanggup mengikuti program rehabilitasi
n.      Bersedia mematuhi peraturan
o.      Lolos tim seleksi UPT Rehsos ANKN Surabaya

3.      TC KN
a.      Perempuan dan laki-laki, usia 13 tahun ke atas
b.      Memiliki masalah ketergantungan NAPZA
c.    Tidak cacat fisik
d.      Tidak mengalami gangguan mental/dual diagnostic bukan karena menggunakan NAPZA
e.      Jika masih tersangkut hukum, ada surat rujukan dari instansi berwenang dan rujukan medis (baik record fisik dan atau psikiatrik)
f.        Ada pengampu (orang tua/wali) yang berpartisipasi dalam proses rehabilitasi
g.      Pas foto 3x4 = 3 buah
h.      Copy KTP atau identitas lain 1 lembar
i.        Mengisi berkas administrasi
j.        Bersedia mematuhi peraturan
k.       Lolos tim seleksi UPT Rehsos ANKN Surabaya

I.        Tahapan Pelayanan dan Rehabilitasi

1.      Pendekatan awal (engagement, intake, contact and contract)
a.      Pra seleksi dan seleksi
1)      Orientasi dan konsultasi
2)      Identifikasi
3)      Motivasi
4)      Seleksi
5)      Case conference
b.      Penerimaan
1)      Pemanggilan calon klien
2)      Pengecekan surat-surat, kesepakatan kontrak pelayanan
3)      Pencatatan ke dalam buku registrasi
4)      Spotcheck (pemeriksaan fisik/gejala klinis dan barang-barang pribadi)
5)      Tes urine
6)      Detoksifikasi
7)      Penempatan dalam asrama
8)      Case conference
c.       Pra rehabilitasi
1)      Pengenalan program rehabilitasi
2)      Perbaikan kondisi fisik
3)      Pengenalan lingkungan UPT Rehsos ANKN
4)      Bhakti UPT
5)      Pembangkitan motivasi (misalnya outbond, emotional interview untuk klien TC, dll)
6)      Pengenalan program (walking paper untuk TC dan pencegahan kekambuhan)
7)      Case conference
2.      Pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment)
a.      Observasi dan wawancara klien
b.      Penggalian bakat, minat serta potensi dan rencana masa depan klien
c.       Tes psikologi
d.      Tes tulis semua pelajaran termasuk keterampilan
e.      Case conference
f.        Penempatan pada program pelayanan sesuai dengan minat dan bakat
3.      Penyusunan rencana pemecahan masalah (planning)
a.      Penyusunan kurikulum dan jadwal kegiatan
b.      Menyusun kebutuhan instruktur
c.       Membuat kontrak dengan instruktur
d.      Rapat penjelasan program kepada semua pemangku kepentingan
e.      Merencanakan semua kebutuhan penunjang
f.        Case conference
4.      Tahap pemecahan masalah/tahap pembinaan dan bimbingan (intervention)
a.      Pembinaan
1)      Bimbingan fisik
Permakanan, pemeliharaan kesehatan-kebersihan dan kerapian diri, tes urine secara berkala, spot check-registrasi dan pengasramaan, VCT, olah raga, senam SKJ/jalan-jalan pagi, aerobik, baris berbaris, permainan kreatifitas, kesehatan lingkungan, dll)
2)      Bimbingan mental-spiritual (keagamaan)
Ceramah agama, belajar Al-qur’an/iqro, ceramah agama/etika beragama, belajar shalat, imam tarawih dan kultum, shalat tahajud/shalat dhuha, peringatan hari besar agama, ruqyah, dan lain-lain.
3)      Bimbingan mental-intelektual
Rona-rona kapita selekta, penyuluhan kesehatan, penyadaran hukum, pengenalan program UPT, pencegahan NAPZA, perpustakaan dan mading, untuk TC berbagai seminar di kelas, testimoni.
4)      Bimbingan mental-psikologi
Konsultasi psikologi, penyuluhan psikologi, tes psikologi, kedisiplinan/PUD.
5)      Bimbingan sosial
Pra outbond, outbond, morning meeting, pembekalan PBK/magang, terapi kelompok/dinamika kelompok, etika dan budi pekerti, relasi dan komunikasi, pemberian motivasi dan bimbingan hidup, manusia dan perkembangannya, perilaku menyimpang, khusus TC 4 strucrures 5 pillars, unwritten philosophy, dll
6)      Bimbingan dan pelatihan keterampilan
Keterampilan service sepeda motor dan tambal ban, service mobil dan stir, las (listrik dan asetilin), Service HP, potong rambut dan make up serta menjahit dan kewirausahaan.  Tambahan TC survival skill untuk recovery
b.      Home visit
c.       Resosialisasi/re-integrasi
1)      Family support group (FSG)
2)      Peer Support group
3)      Kos, magang, kembali ke sekolah, kuliah, bekerja, membuka usaha sendiri.
d.      Case conference
5.      Evaluasi, terminasi dan rujukan
a.      Penilaian kekurangan dan kelebihan program sebelumnya dan rencana perbaikan ke depan
b.      Upacara penutupan
c.       Pemberian sertifikat dan bantuan barang stimulan
d.      Pengembalian pada orang tua dan  instansi pengirim
e.      Case conference
f.        Melanjutkan sekolah/kuliah, kursus/kerja atau wiraswasta
6.      Pembinaan lanjut (aftercare)
a.      Monitoring eks klien, keluarga dan tempat kerja/usaha/sekolah
b.      Komunikasi via surat, alat elektronik lain dan hotline service
c.       Bantuan pengembangan usaha
d.      VCT
e.      Family & Peer support group (untuk TC Narcotic Anonymous dan 12 langkah)

J.        Profesi yang terlibat
1.      Pekerja Sosial
2.      Dokter
3.      Psikiater
4.      Perawat
5.      Psikolog
6.      Konselor adiksi
7.      Pembimbing keagamaan
8.      Instruktur keterampilan
9.      Unsur ABRI dan kepolisian
10.  Tenaga administrasi
11.  Tenaga pengamanan
12.  Juru masak
13.  dan lain-lain

K.      Sarana dan Prasarana
1.      Ruang kantor
2.      Poliklinik (tempat detoksifikasi dan ruang isolasi)
3.      Asrama (untuk reguler)
4.      Primary house (untuk TC)
5.      Re-entry house (untuk TC)
6.      Ruang makan
7.      Dapur
8.      Ruang kelas
9.      Aula
10.  Mushola
11.  Rumah dinas
12.  Ruang data/ruang rapat
13.  Ruang konsultasi
14.  Perpustakaan
15.  Ruang keterampilan las, service sepeda motor, dan service mobil
16.  Koperasi
17.  Sarana olah raga dan musik
18.  Taman
19.  dan lain-lain

L.       Kerja sama
1.      Kementerian Sosial RI
2.      BNN, BNNP, BNNK
3.      Dinsos Kab/Kota se Jatim
4.      RSUD Dr. Sutomo Surabaya
5.      Puskemas Balongsari Surabaya 
6.   Polsek dan Polres
7.   Kejaksaan Negeri dan Kehakiman
8.      Berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur
9.      Berbagai SMK di Surabaya
10.  Koramil
11.  Badan Diklat Kepolisian Porong-Sidoarjo
12.  LSM/orsos
13.  TKSK dan PSM
14.  Bengkel/perusahaan
15.  dan lain-lain

M.   Penutup

Pada pelaksanaannya, pelayanan serta rehabilitasi reguler dan TC bisa saling bekerja sama dan saling melengkapi. Sistem regulerpun sudah mulai menggunakan unsur-unsur dalam metode TC. Demikian juga dalam pelaksanaan pembinaan. Ada beberapa pembinaan reguler dan TC yang digabungkan, misalnya pembinaan keagamaan dan aerobik. Hal ini selain dimaksudkan sebagai efisiensi juga merupakan salah satu sarana resosialisasi dan penanaman nilai-nilai positif lainnya.






FOTO-FOTO KEGIATAN



Seleksi klien ke daerah



Assessment : Tes minat dan bakat untuk penjurusan


Pra rehabilitasi  : Outbond



Pembinaan fisik dan kedisiplinan : PBB





Pembinaan fisik: Aerobik
























Pembinaan fisik, mental-psikologis, spiritual, dan sosial : Morning Meeting































Bimbingan keterampilan las
















Keterampilan service mobil dan sepeda motor
















































Kunjungan Diklat Kepolisian Porong-Sidoarjo dan Penampilan Klien



Resosialisasi : Pelepasan Praktek Belajar Kerja/Magang