Sunday, June 8, 2014

Jadwal Penulisan KTI di Tabloid UPT PTKS Malang





Jl. Panglima Sudirman no. 93 Malang 
telp. 0341-327115 fax. 0341-326090
email: bpmksmalang@yahoo.com

 
NO
NO URUT
WAKTU
UPT
PENANGGUNG JAWAB
JUDUL KTI
1.
-
Juli 2014
Kelompok 2 peserta KTI
Ketua klp 2 
(sudah diemail 9-6-2014)
Apakah Morning Meeting Dapat Merubah Perilaku?
2.
-
Agust 2014
Kelompok 3 peserta KTI
Ketua klp 3

3.
-
Sept 2014
Kelompok 1 peserta KTI
Ketua klp 1

4.
1
Okt 2014
UPT PSPA Batu
1.   Endang Kastutik
2.   Umi Suprihatin

5.
2
Nop 2014
UPT Rehsos ANKN Surabaya
1.   Nenden Desnawati
2.   Arifin

6.
3
Des 2014
UPT PSRT Jombang
1.   Suwito
2.   Sri Imami

7.
4
Jan 2015
UPT PSAA Trenggalek
1.   Dyah Wachidatin Apriani
2.   N. Rondiyah

8.
5
Peb 2015
UPT RSCG Tuban
1.   Suparsi
2.   Nyoto Lamidi

9.
6
Maret 2015
UPT RSCN Malang
1.   Moedji Widodo
2.   Jamilah

10.
7
April 2015
UPT PSRT Blitar
1.   Suroto
2.   Susanto

11.
8
Mei 2015
UPT PSLU Pasuruan
1.   Rini Astuti Setyowati
2.   Ninuk Feronika

12.
9
Juni 2015
UPT PSLU Jember
1.   Budiyanto
2.   Enang Hariono

13.
10
Juli 2015
UPT RSCRW Pasuruan
1.   Anik Afifah
2.   Siti Khofifah

14.
11
Agust 2015
UPT BPS PMKS Sidoarjo
1.   Ida Sri Mulyani
2.   Tiwik Dwi Puji Astutik

15.
12
Sept 2015
UPT RSGP Pasuruan
1.   Teguh Waluyo

16.
13
Okt 2015
UPT RSCT Pasuruan
1.   Wakidi

17.
14
Nop 2015
UPT PSAA Nganjuk
1.   C. Lilik Rusmaliandri
2.   Hermanu

18.
15
Des 2015
UPT RSGP Madiun
1.   Sujiono
2.   Siti Asiyah

19.
16
Jan 2016
UPT PSLU Blitar
1.   Salim
2.   Anis Ekowati


Ketentuan :
      1.     KTI dikirim melalui email bpmksmalang@yahoo.com
      lebih baik 1 bulan sebelum pemuatan;    
            
      2.      Sebelum KTI dikirimkan ke tujuan, sebaiknya
      mendapatkan acc dari kepala UPT, tidakpun tidak
      masalah, yang penting memenuhi kaidah KTI.

 


Saturday, June 7, 2014



M.         Cover 

 

            In the implementation, service and regular rehabilitation and TC can work together and 
            complement each other. Regulerpun systems have started to use the elements of the TC 
            method. Similarly, in the implementation of coaching. There are some regular coaching 
            and TC are coupled, for example, religious training and aerobics. This is in addition to 
            efficiency  is  also  intended  as  a  means  of  resocialization  and  the  planting  of  other 
            positive values.

Friday, June 6, 2014

Apa Morning Meeting (MM)


informal MM formation


APAKAH MORNING MEETING 
DAPAT MERUBAH PERILAKU ?



Formal MM formation

e.g. prayer formation
            Morning meeting (MM). Secara harfiah morning berarti pagi, meeting berarti pertemuan. Secara keseluruhan morning meeting mengandung makna pertemuan yang dilakukan saat pagi hari. Apakah penjual dan pembeli di pasar pada pagi hari dapat disebut MM? MM yang dimaksud di sini bukan pertemuan yang seperti itu, namun lebih merujuk pada sekelompok orang, berinteraksi dengan cara khusus, memiliki tujuan sosial yang disepakati bersama. Jadi MM   merupakan suatu upaya untuk mengembangkan kemampuan sosial dan emosional seseorang di dalam lokasi tertentu.

Di dalam MM seseorang diajak untuk bermain sebuah permainan yang dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama, kemampuan untuk berkomunikasi dan kemampuan untuk saling menghargai satu sama lain. Tujuan akhirnya, perubahan perilaku ke arah perbaikan. 

How it works? Dalam MM ada unsur doa, ikrar, pengumuman, teguran ringan, pernyataan pribadi, berita aktual, analisa masalah inti, konsep hari ini, permainan sampai yel-yel. Artinya, MM tidak hanya peduli terhadap perubahan pola pikir, namun juga menyentuh perubahan pola rasa dan pola perilaku secara formal serta ada relaksasi juga, berupa permainan.

Treatment yang lengkap bagi individu diperlukan, karena seseorang apalagi penerima manfaat bukan hanya pola perilaku an sich saja yang perlu dirubah, namun juga dimensi lain, agar utuh, secara holistik.

Perubahan perilaku sebagai tujuan akhir, namun, agar perubahan melekat secara relatif permanen, bukan perubahan tampak muka, maka komponen pertama yang disentuh adalah perubahan pola pikir (thinking). Setiap unsur dalam MM memiliki fungsi sendiri. Namun demikian fungsi-fungsi tersebut tidaklah berdiri sendiri, semuanya saling mempengaruhi (cross-cut), pengaruh dominan masing-masing unsur tetaplah ada.

Pengumuman, teguran ringan, pernyataan pribadi, berita aktual, analisa masalah inti, dan konsep hari ini, merupakan unsur MM yang memiliki pengaruh dominan terhadap perubahan pola pikir. Sedangkan doa, ikrar, teguran ringan, pernyataan pribadi, permainan dan yel-yel signifikan untuk perubahan pola rasa (feeling). Kemudian, unsur-unsur mana yang dapat digunakan untuk merubah pola tindak? Pola tindak dapat dirubah jika seseorang diasah melakukan perubahan pola pikir. Pola pikir merubah pola rasa yang secara simultan akan mengakibatkan kepada perubahan pola tindak (action). Jadi teorinya mengikuti alur seperti itu, feeling-thinking-then action!

Dengan demikian, MM selaras dengan tujuan pendidikan. Jika tujuan inti pelayanan dan rehabilitasi identik dengan tujuan pendidikan, maka MM sudah memenuhi 3 unsur tujuan pendidikan, yaitu kognitif-afektif-psikomotor, menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak kanan.

Agar feeling-thinking-action tidak hanya menjadi macan kertas (baca: pengetahuan saja), maka praktek tentulah penting. Seseorang disebut terampil karena telah mengalami proses panjang internalisasi suatu bidang, baik secara teoritis maupun praktek. Maka, setelah individu memahami secara teori, selayaknya dalam kehidupan sehari-hari dipraktekkan. Keterampilan dalam menampilkan pola tindak dipercepat dengan role playing yang dilakukan masing-masing individu setiap melaksanakan MM. Maka, agar keterampilan pola tindak seseorang diasah, setiap individu harus berperan serta dalam MM dengan melekatkan peran yang pada saat-saat tertentu dapat diubah. Dengan maksud, agar seseorang memiliki daya adaptasi dalam setiap situasi. Atau, tidak menutup kemungkinan menggunakan konsep learning by doing. Tindakan akan mengaliri pikiran dan perasaan.

Praktek MM diarahkan pada simulasi kehidupan nyata. Dengan tujuan, ketika seseorang kembali ke lingkungan kehidupannya, individu tidak lagi kaku beradaptasi. Jadi MM disesuaikan dengan budaya lokal tempat penerima manfaat kembali ke lingkungannya. Dengan demikian, perlakuan MM bersifat personal, walau dalam prakteknya terlihat komunal.

        Format MM dibuat seolah untuk diterapkan dalam sebuah lingkungan keluarga, juga dapat diperluas lebih besar lagi melibatkan lingkungan ketetanggaan dan seterusnya. Dalam keluarga, ada peran ibu-bapak-anak-tetangga-teman-keponakan-adik-abang dan sebagainya. Setiap waktu peran dirubah, sesuai dengan pencapaian personal dan isu yang akan diperbaiki dalam diri seseorang. Masing-masing peran memiliki fungsi. MM berjalan dalam struktur.

Bangunan ini diperlukan, sebagai elaborasi fungsi MM, yaitu dimanapun seseorang berada, pasti selalu terdapat aturan yang mengikat warganya, harus diikuti, karena jika tidak, akan ada sanksi yang melekat. Seseorang tidak hanya harus menampilkan kepribadiannya saja, namun harus difahami juga bahwa, ada aturan lain yang mengikat dan patut ditaati.

       Jika kita analogikan individu tersebut adalah klien atau penerima manfaat yang ada di lingkungan Dinas Sosial, yang juga merupakan individu-individu yang tidak diuntungkan secara internal maupun eksternal. Dalam hal ini, mereka identik dengan seseorang yang dididik. Mereka relatif berbeda dengan seorang siswa atau mahasiswa di dalam sistem pendidikan formal, datang dari keluarga relatif utuh, diperhatikan, dibiayai, nyaris dicukupi semua kebutuhannya, baik fisik, mental, sosial maupun vokasional. Klien Dinas Sosial adalah individu-individu yang hampir luput dari beragam unsur pemenuhan kebutuhan.

Bayangkan, betapa banyak dan beragamnya sistem sumber yang harus disiapkan oleh lembaga, di tengah keterbatasan dana.  Jadi, merubah pola perilaku mereka merupakan tugas berat, sekaligus mulia. Namun, tugas tetaplah tugas, harus dijalankan, baik sukarela maupun kewajiban. Berarti, pendidik dalam hal ini pekerja sosial harus memiliki pola rasa-pola pikir dan pola tindak yang kreatif. Penerapan MM dalam pelayanan dan rehabilitasi bisa merupakan salah satu solusi kreatif, tidak terlalu memerlukan daya dan dana, cocok untuk situasi lembaga yang memiliki banyak keterbatasan. Namun … perlu ”modal besar lain” diperlukan, disebabkan penerima manfaat yang ditangani hampir sudah tidak mendapatkan perhatian dari pihak lain, selain kita, pekerja sosial, dinas sosial. Perlu extraordinary treatment!

Oleh sebab itu, karena dapat merubah pola kognitif, afektif dan psikomotor individu, maka MM dapat diterapkan kepada semua jenis permasalahan sosial. Intensitas dan kuantitas penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dan atau derajat permasalahan. Berikut ini dilampirkan salah satu contoh struktur dan cara MM bagi klien penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Cara dan penerapannya termasuk skala berat. Pemberian contoh ini memiliki tujuan memudahkan modifikasi jika diterapkan pada penyandang masalah sosial lain.

MM dapat dilakukan secara formal, semi formal, maupun in-formal, disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan dominan yang muncul, bersifat fleksibel. Misalnya, pelaksanaan MM pada hari kerja sebaiknya lebih formal dibandingkan hari sabtu dan minggu. Namun juga tidak selalu harus mengikuti aturan demikian. Bisa saja hari sabtu dan minggu menerapkan MM lebih formal dari hari senin sampai jum’at. Kondisi ini dapat aplikasikan jika ada permasalahan mendesak yang perlu ditangani, atau sedang ada tigh house (istilah metode rehabilitasi Therapeutic Community jika keadaan rumah sedang genting).

Maka, ketika sudah mengenal ruang lingkup MM, apakah siap menerapkan MM secara rutin sebagai salah satu teknik untuk merubah pola perilaku klien secara lebih permanen? Jika siap, maka hal simpel yang perlu disiapkan hanya sanpras yang sangat sederhana, komitmen serta konsistensi petugas. Namun, jika hal sederhana saja tidak siap, lebih baik tidak menerapkan MM daripada malu dihadapan penerima manfaat. Lalu, apakah juga kita percaya bahwa MM dapat merubah perilaku individu, terutama perilaku penerima manfaat yang ditangani? Percaya? Perlu dibuktikan!, maka praktekanlah …

Penulis adalah:
Para pekerja sosial fungsional
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur
yang bekerja di UPT-UPT

Anggota kelompok 2:
1.       C. Lilik Rusmaliandri
2.       Siti Khofifah
3.       Tiwik DP.
4.       Sri umami
5.       Nyoto
6.       Salim
7.       Wakidi
8.       Sajiono
9.       Endang Kastutik
10.    Nenden Desnawati


SALAH SATU CARA MORNING MEETING

NO
STRUKTUR
C A R A
1
2
3
1.
Ketentuan
Sebelum Morning Meeting dimulai Chief (Ketua)  dan Expeditor (wakil Ketua) melakukan Open House (keliling dalam asrama dan lingkungannya) melakukan sidak  ke semua asrama mengecek dan mengambil barang-barang yang tidak pada tempatnya sebagai barang Pull Up (teguran/ peringatan)

Mayor (Petugas Piket) mengecek ulang ke asrama untuk memastikan Chief dan Expeditor bekerja dengan baik.

Formasi MM berkumpul sesuai asrama dengan membentuk letter U
    
Pekerja Sosial, Chief dan Expeditor menempati kursi di depan semua klien
    
Expeditor mencatat semua proses dalam MM dalam buku log secara akurat dan menandatanganinya bersama chief serta pekerja sosial seusai MM

       Semua barang pull up, dikumpulkan di depan
2.
Greeting/Salam
          Pekerja sosial mengucapkan salam kepada klien
“Selamat pagi keluarga !”
Klien menjawab:
“Selamat pagi Sis/Bro …”
     Pekerja sosial mengucapkan pada hari ini tanggal ……. (sebut hari, bulan, tahun dan jam) kita akan melaksanakan MM dengan Mayor ……… (sebut nama karyawan yang memimpin serta chief dan expeditor)

    Setelah pekerja sosial mengucapkan butir 2, semua audience bertepuk tangan
3.
Do’a
     Chief memerintahkan semua klien untuk berdiri. Saling rangkul bahu dan mengucapkan:
 “Sebelum Morning Meeting dimulai mari kita berdoa dahulu dipimpin oleh……………….. (sebutkan klien yang ditunjuk tanpa keluar lingkaran)”

        Do’a diucap klien yang ditunjuk, diikuti semua klien
4.
Ikrar
       Klien masih dalam keadaan berdiri dan saling rangkul bahu

       Ikrar diucapkan oleh klien yang telah ditunjuk, diikuti semua klien

    Setelah ikrar selesai, semua klien duduk di kursi masing-masing (jika MM dilakukan memakai kursi)
5.
Announcement (Pengunmuman)
     Chief berdiri dan mempersilakan klien yang akan melakukan pengumuman berurut berdasarkan asrama

Klien yang akan memberi pengumuman berdiri dari tempat duduk dan mengucap:
“Saya ….. (sebut nama), selamat pagi keluarga!”
      Seluruh klien menjawab:
“Selamat pagi …… (sebut nama klien yang memberikan pengumuman)”
Klien yang bersangkutan membacakan pengumumannya dengan mengucap:
“Pengumuman saya adalah ……. (sebut pengumumannya)”
        Selesai membaca pengumuman mengucapkan:
“Demikian pengumuman saya, terima kasih keluarga!”
        Semua klien menjawab:
“Terima kasih …… (sebut klien yang memberikan pengumuman)
6.
Pull up (teguran/
peringatan
     Klien yang akan memberikan teguran berdiri dari tempat duduknya, dan mengucapkan:
 “ Saya ………………. (sebut nama sendiri), selamat pagi keluarga!”
    Seluruh klien menjawab ; “Selamat pagi ……………. (sebut nama yang memberikan teguran)
       Klien mengutarakan teguran  dari tempat duduknya, dengan mengucap:
“Selamat pagi …. (sebut nama klien yang diingatkan)” Klien yang diingatkan membalas:
“Selamat pagi …. (sebut nama klien yang mengingatkan)”
“Saya akan menegur  ……. (sebut nama klien yang akan ditegur)”
      Klien yang ditegur berdiri dari tempat duduknya menghadap klien yang menegur. Klien yang menegur mengucap:
“Saya menegur kamu atas perbuatan ….., karena koneksinya di luar ….., saya harap kamu dapat merubahnya”
        Jika ada barang ingatan, keluarkan barang tersebut dan tanyakan:
“Apakah ini benar milik kamu?” kemudian klien yang diingatkan menjawab:
“Benar/bukan!”
     Jika benar berikan barang pull-up-nya kepada yang memiliki, dilanjutkan seperti urutan nomor 4. Jika salah, maka klien yang menegur dapat menyampaikan permohonan maafnya kepada yang ditegur, kemudian mengumumkan barang tersebut milik siapa, dengan prosedur selanjutnya dimulai dari awal teguran.
       Setelah itu, dua pihak saling mendekat dan saling berangkulan dan kedua belah pihak mengucap:
“Terima kasih keluarga!”, keluarga mengucap:
“Terima kasih …. (sebut nama yang mengingatkan dan yang diingatkan)”
      Jika mengingatkan ≤ 10 Orang
      Semua klien yang diingatkan menghadap klien yang mengingatkan
      Prosedur selanjutnya sama dengan jika mengingatkan 1 orang

7.
Motivation/
Acknowledge
(Motivasi/
pernyataan
pribadi/
penghargaan)
     Klien yang akan memberikan pernyataan pribadi (PP) berdiri dari tempat duduknya, dan mengucap:
“Saya …. (sebut nama sendiri), selamat pagi keluarga!”, keluarga menjawab:
“Selamat pagi …. (sebut nama yang memberikan PP)”
        Klien yang akan memberikan PP selanjutnya mengucap:
“Saya akan memberikan PP kepada …. (sebut nama/kelompok yang diberikan PP)”
       Klien/kelompok yang diberikan PP berdiri dari tempat duduknya dan saling bertatap muka, lalu pengucap PP berkata:
“Saya berterima kasih/mengucapkan selamat ulang tahun/akan memberikan motivasi kepada ….. (sebut nama yang diberikan PP), karena kamu ….. (sebut alasannya). Jika berupa penghargaan, maka diakhiri oleh kata-kata:
“Diharapkan kamu dapat mempertahankan sikap baik tersebut” Jika PP berupa motivasi, maka kalimat pemberi PP diakhiri:
“Saya harap kamu tetap semangat” Kemudian masing-masing berpelukan.

     Khusus untuk penghargaan, setelah ucapan penghargaan diberikan, yang memberikan penghargaan mengucapkan:
“Kita beri big applause (tepuk tangan yang meriah) untuk … (sebut nama yang diberi PP)”
       Sebelum ke dua pihak kembali ke tempat masing-masing, kedua-duanya menghadap audiens dan mengucap:
“Terima kasih keluarga ….” Keluarga mengucap: “Terima kasih …. dan …. (sebutkan nama kedua belah pihak)”
8.
Berita Aktual
(BA)  
         Klien yang memberikan berita actual maju, dengan mengucap:
“Saya …. (sebut nama diri), selamat pagi keluarga …”Keluarga menjawab:
“Selamat pagi … (sebut nama pemberi BA)”
        Pemberi BA berdiri dari tempat duduknya dan berkata:
“Berita actual saya hari ini adalah …. (sebut beritanya)”
        Setelah selesai mengucapkan berita, pemberi BA
      mengucap:
“Terima kasih keluarga!”, keluarga menjawab:
“Terima kasih … (sebut nama pemberi BA)”
         Pemberi BA kembali duduk.
    Keluarga memungkinkan bertanya mengenai BA tersebut dengan prosedur, ketika selesai pengucapan BA, keluarga mengacungkan telunjuk dengan mengucap:
“Saya …. (sebut nama diri), saya akan bertanya mengenai … (sebut pertanyaannya)”
      Pemberi BA menjawab sesuai dengan keperluan, proses selanjutnya sama dengan sruktur lain
9.
Issue (masalah
inti dalam
keluarga)
Prosedur sama dengan pengucapan BA
10.
Permainan
Setelah acara inti selesai, posisi (duduk) seluruh keluarga bisa santai, namun tetap dengan norma kesopanan
    Klien/kelompok yang akan mementaskan permainan maju ke depan sampai permainan selesai
        Salam awal dan akhir sama dengan struktur lain
11.
Do’a Penutup
Prosedur sama dengan do’a awal
12.
Yel-yel
Aba-aba diberikan 1 orang, namun pengucapan secara bersama, misalnya:

UPT RSKN, HARAPAN MASA DEPAN …. YESSS!!!
RSKAN HEBAT!
RSKN KUAT!
RSKN PALING OK!
YANG LAIN …. GAK JANJI DEHHH …
Sumber : Nenden Desnawati, peksosjatim.blogspot, 2012



MORNING MEETING SHEET
(lembar morning meeting)

 NAMA ASRAMA                       :          ………………………………………………………………..
 JUMLAH KELUARGA                :          …. orang, hadir : …. orang, tidak hadir : ….. orang
 HARI & TANGGAL                     :          ...…………………………………….………………………..
 WAKTU/JAM                             :          .…………...…………………………………………………..
 FASILITATOR                            :         1. …………………….
                                                           2. …………………….
                                                           3. …………………….  
                                                           4. …………………….

NO
P  R  O  S  E  S
NAMA
KETERANGAN
1.
DO’A






2.
IKRAR






3.
PENGUMUMAN (announcement)














4.
TEGURAN RINGAN (Teguran/Peringatan)














5.
Motivasi/Pernyataan Pribadi/Penghargaan (Motivation/Acknowledge)














6.
BERITA AKTUAL (BA)










7.
MASALAH INTI DALAM KELUARGA (Issue)














8.
PERMAINAN






9
DOA KEDAMAIAN






10
YEL-YEL






                      
Mengetahui,
FASILITATOR

         1. ………………………………………………..
         2. ………………………………………………..
         3. ………………………………………………..
         4. ………………………………………………..
C  H  I  E  F




( ……………………………………………..)

Sumber : Nenden Desnawati, peksosjatim.blogspot, 2012