![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjVZK8oj1Nktdqcn4awTvNWappiwuADvSEIDUvXfNKxpcV9kduIWG3gEDx4zmKoT0RWlLBT5U-Q1Cq6rbBBjkWXYwGuTew0Z2sI2pfEE4H9YKqCmNp1OuozAKt4QDyrYiV3syLsM2N59Dr/s1600/DSCF1494.JPG) |
informal MM formation |
APAKAH MORNING MEETING
DAPAT MERUBAH PERILAKU ?
|
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QS6Ho5pMivVUbZgQPJNtXz3_FbHblwElzXvNA-agECley0kYm9fcYHrAHUi0tifGUQCBR284CqRCHtnSoP7C-LXGSIXOpQXEfHe1CxysgcmWEYWCi91UxsKxUw1mMplyxuqgxRqovL_h/s1600/images.jpg) |
Formal MM formation |
|
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggztv-IrJ0WjOocBDDoFeykp92SnpHyAYaccUQwZehNtMtV8h-HE1Zr2iByUV4NV3wrEwbSriQz4tklUD1LuIS3Bxuh5Gp8fesrS1AxB1B06fEatKmMaCzLlSFWL64XUbrhkytR4Ok_RIU/s1600/MM+hand+to+hand.jpg) |
e.g. prayer formation |
Morning meeting (MM). Secara harfiah morning
berarti pagi, meeting berarti
pertemuan. Secara keseluruhan morning meeting mengandung makna pertemuan yang
dilakukan saat pagi hari. Apakah penjual dan pembeli di pasar pada pagi hari
dapat disebut MM? MM yang dimaksud di sini bukan pertemuan yang seperti itu,
namun lebih merujuk pada sekelompok orang, berinteraksi dengan cara khusus,
memiliki tujuan sosial yang disepakati bersama. Jadi MM merupakan suatu upaya untuk mengembangkan
kemampuan sosial dan emosional seseorang di dalam lokasi tertentu.
Di dalam MM seseorang diajak untuk bermain sebuah permainan yang dapat
membantu untuk mengembangkan kemampuan bekerjasama, kemampuan untuk
berkomunikasi dan kemampuan untuk saling menghargai satu sama lain. Tujuan akhirnya,
perubahan perilaku ke arah perbaikan.
How it works? Dalam MM ada unsur doa, ikrar,
pengumuman, teguran ringan, pernyataan pribadi, berita aktual, analisa masalah
inti, konsep hari ini, permainan sampai yel-yel. Artinya, MM tidak hanya peduli
terhadap perubahan pola pikir, namun juga menyentuh perubahan pola rasa dan
pola perilaku secara formal serta ada relaksasi juga, berupa permainan.
Treatment yang lengkap bagi individu diperlukan,
karena seseorang apalagi penerima manfaat bukan hanya pola perilaku an sich saja yang perlu dirubah, namun juga
dimensi lain, agar utuh, secara holistik.
Perubahan perilaku
sebagai tujuan akhir, namun, agar perubahan melekat secara relatif permanen,
bukan perubahan tampak muka, maka komponen pertama yang disentuh adalah
perubahan pola pikir (thinking). Setiap
unsur dalam MM memiliki fungsi sendiri. Namun demikian fungsi-fungsi tersebut
tidaklah berdiri sendiri, semuanya saling mempengaruhi (cross-cut), pengaruh dominan masing-masing unsur tetaplah ada.
Pengumuman, teguran
ringan, pernyataan pribadi, berita aktual, analisa masalah inti, dan konsep
hari ini, merupakan unsur MM yang memiliki pengaruh dominan terhadap perubahan
pola pikir. Sedangkan doa, ikrar, teguran ringan, pernyataan pribadi, permainan
dan yel-yel signifikan untuk perubahan pola rasa (feeling). Kemudian, unsur-unsur mana yang dapat digunakan untuk
merubah pola tindak? Pola tindak dapat dirubah jika seseorang diasah melakukan
perubahan pola pikir. Pola pikir merubah pola rasa yang secara simultan akan
mengakibatkan kepada perubahan pola tindak (action).
Jadi teorinya mengikuti alur seperti itu, feeling-thinking-then
action!![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBl4xRdCAJggeAjpzzrT3_kFN4JkVXQNNskpIkAvUIruXMdNVl4lNwA480FOH2ZXUpR-My9gJg4v0d9YUnUx9Zy7u8AIRhRFT5mJkFbvMY_Xpc_ozZx99AAao7GEy1_q-bME48MZ33IxNT/s1600/MM+announc+dll.jpg)
Dengan demikian, MM selaras dengan tujuan pendidikan. Jika tujuan inti pelayanan
dan rehabilitasi identik dengan tujuan pendidikan, maka MM sudah memenuhi 3 unsur
tujuan pendidikan, yaitu kognitif-afektif-psikomotor, menyeimbangkan fungsi
otak kiri dan otak kanan.
Agar feeling-thinking-action
tidak hanya menjadi macan kertas (baca: pengetahuan saja), maka praktek
tentulah penting. Seseorang disebut terampil karena telah mengalami proses
panjang internalisasi suatu bidang, baik secara teoritis maupun praktek. Maka, setelah
individu memahami secara teori, selayaknya dalam kehidupan sehari-hari
dipraktekkan. Keterampilan dalam menampilkan pola tindak dipercepat dengan role
playing yang dilakukan masing-masing individu setiap melaksanakan MM. Maka,
agar keterampilan pola tindak seseorang diasah, setiap individu harus berperan
serta dalam MM dengan melekatkan peran yang pada saat-saat tertentu dapat
diubah. Dengan maksud, agar seseorang memiliki daya adaptasi dalam setiap
situasi. Atau, tidak menutup kemungkinan menggunakan konsep learning by doing. Tindakan akan
mengaliri pikiran dan perasaan.
Praktek MM diarahkan pada simulasi kehidupan nyata. Dengan tujuan, ketika
seseorang kembali ke lingkungan kehidupannya, individu tidak lagi kaku
beradaptasi. Jadi MM disesuaikan dengan budaya lokal tempat penerima manfaat
kembali ke lingkungannya. Dengan demikian, perlakuan MM bersifat personal,
walau dalam prakteknya terlihat komunal.
Format MM dibuat seolah untuk diterapkan dalam sebuah lingkungan keluarga,
juga dapat diperluas lebih besar lagi melibatkan lingkungan ketetanggaan dan
seterusnya. Dalam keluarga, ada peran ibu-bapak-anak-tetangga-teman-keponakan-adik-abang
dan sebagainya. Setiap waktu peran
dirubah, sesuai dengan pencapaian personal dan isu yang akan diperbaiki dalam
diri seseorang. Masing-masing peran memiliki fungsi. MM berjalan dalam struktur.
Bangunan ini diperlukan, sebagai elaborasi fungsi MM, yaitu dimanapun
seseorang berada, pasti selalu terdapat aturan yang mengikat warganya, harus
diikuti, karena jika tidak, akan ada sanksi yang melekat. Seseorang tidak hanya
harus menampilkan kepribadiannya saja, namun harus difahami juga bahwa, ada
aturan lain yang mengikat dan patut ditaati.
Jika kita analogikan individu tersebut adalah klien atau penerima manfaat
yang ada di lingkungan Dinas Sosial, yang juga merupakan individu-individu yang
tidak diuntungkan secara internal maupun eksternal. Dalam hal ini, mereka
identik dengan seseorang yang dididik. Mereka relatif berbeda dengan seorang
siswa atau mahasiswa di dalam sistem pendidikan formal, datang dari keluarga relatif
utuh, diperhatikan, dibiayai, nyaris dicukupi semua kebutuhannya, baik fisik,
mental, sosial maupun vokasional. Klien Dinas Sosial adalah individu-individu
yang hampir luput dari beragam unsur pemenuhan kebutuhan.
Bayangkan, betapa banyak dan beragamnya sistem sumber yang harus disiapkan
oleh lembaga, di tengah keterbatasan dana. Jadi, merubah pola perilaku mereka merupakan
tugas berat, sekaligus mulia. Namun, tugas tetaplah tugas, harus dijalankan,
baik sukarela maupun kewajiban. Berarti, pendidik dalam hal ini pekerja sosial harus
memiliki pola rasa-pola pikir dan pola tindak yang kreatif. Penerapan MM dalam
pelayanan dan rehabilitasi bisa merupakan salah satu solusi kreatif, tidak
terlalu memerlukan daya dan dana, cocok untuk situasi lembaga yang memiliki
banyak keterbatasan. Namun … perlu ”modal besar lain” diperlukan, disebabkan penerima
manfaat yang ditangani hampir sudah tidak mendapatkan perhatian dari pihak
lain, selain kita, pekerja sosial, dinas sosial. Perlu extraordinary treatment!
Oleh sebab itu, karena dapat merubah pola kognitif, afektif dan psikomotor
individu, maka MM dapat diterapkan kepada semua jenis permasalahan sosial. Intensitas dan kuantitas penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dan atau
derajat permasalahan. Berikut ini dilampirkan salah satu contoh struktur dan
cara MM bagi klien penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Cara dan penerapannya
termasuk skala berat. Pemberian contoh ini memiliki tujuan memudahkan
modifikasi jika diterapkan pada penyandang masalah sosial lain.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO90d7gOaSiMlnrQPvaBIAhjOb56l6cD9uq4fESRopq8wVemBsRL15On2drrcA2UO3MxNMixFV6aZp4PgSO5Bth9qrWQivmto7IjgULSxLBaqjYa_keYbDPbkkETytw4HLDFz00VZ0qhIx/s1600/MM+books.jpg)
MM dapat dilakukan secara formal, semi formal, maupun in-formal,
disesuaikan dengan kebutuhan atau permasalahan dominan yang muncul, bersifat
fleksibel. Misalnya, pelaksanaan MM pada hari kerja sebaiknya lebih formal dibandingkan
hari sabtu dan minggu. Namun juga tidak selalu harus mengikuti aturan demikian.
Bisa saja hari sabtu dan minggu menerapkan MM lebih formal dari hari senin
sampai jum’at. Kondisi ini dapat aplikasikan jika ada permasalahan mendesak
yang perlu ditangani, atau sedang ada tigh
house (istilah metode rehabilitasi Therapeutic Community jika keadaan rumah
sedang genting).![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_XDYmGO0V8OysqTqcjY24hbYLVLwYzbWE1RvBi096HSEAh0Fdt4obbWnA5LmS29yNHacsK1DaKYAsYqcG5l5ZY4Vn_pcFetBfdbNiX5PJlxkeePByedsTuDHZvDE4AFtYHWvDFEzcdKtS/s1600/EWU.jpg)
Maka, ketika sudah mengenal ruang lingkup MM, apakah siap menerapkan MM
secara rutin sebagai salah satu teknik untuk merubah pola perilaku klien secara
lebih permanen? Jika siap, maka hal simpel yang perlu
disiapkan hanya sanpras yang sangat sederhana, komitmen serta konsistensi
petugas. Namun, jika hal sederhana saja tidak siap, lebih baik tidak menerapkan
MM daripada malu dihadapan penerima manfaat. Lalu, apakah juga kita percaya
bahwa MM dapat merubah perilaku individu, terutama perilaku penerima manfaat
yang ditangani? Percaya? Perlu dibuktikan!, maka praktekanlah …
|
Penulis adalah:
Para pekerja sosial fungsional
Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur
yang bekerja di UPT-UPT
Anggota kelompok 2:
1. C. Lilik Rusmaliandri
2. Siti Khofifah
3. Tiwik DP.
4. Sri umami
5. Nyoto
6. Salim
7. Wakidi
8. Sajiono
9. Endang Kastutik
|
SALAH SATU
CARA MORNING MEETING
NO
|
STRUKTUR
|
C A R A
|
1
|
2
|
3
|
1.
|
Ketentuan
|
Sebelum
Morning Meeting dimulai Chief (Ketua) dan Expeditor (wakil Ketua)
melakukan Open House (keliling dalam asrama dan lingkungannya) melakukan
sidak ke semua asrama mengecek dan mengambil barang-barang yang tidak
pada tempatnya sebagai barang Pull Up (teguran/ peringatan)
Mayor
(Petugas Piket) mengecek ulang ke asrama untuk memastikan Chief dan Expeditor
bekerja dengan baik.
Formasi
MM berkumpul sesuai asrama dengan membentuk letter U
Pekerja
Sosial, Chief dan Expeditor menempati kursi di depan
semua klien
Expeditor mencatat semua proses dalam MM dalam buku log
secara akurat dan menandatanganinya bersama chief serta pekerja sosial seusai
MM
Semua barang pull up, dikumpulkan di
depan
|
2.
|
Greeting/Salam
|
Pekerja sosial mengucapkan salam
kepada klien
“Selamat pagi keluarga !”
Klien menjawab:
“Selamat
pagi Sis/Bro …”
Pekerja sosial mengucapkan pada hari ini tanggal ……. (sebut hari, bulan, tahun dan jam) kita akan
melaksanakan MM dengan Mayor ……… (sebut nama karyawan yang
memimpin serta chief dan expeditor)
Setelah
pekerja sosial mengucapkan butir 2, semua audience bertepuk tangan
|
3.
|
Do’a
|
Chief memerintahkan semua klien untuk
berdiri. Saling rangkul bahu dan
mengucapkan:
“Sebelum Morning Meeting dimulai mari kita berdoa
dahulu dipimpin oleh……………….. (sebutkan klien yang ditunjuk tanpa keluar
lingkaran)”
Do’a diucap klien yang ditunjuk,
diikuti semua klien
|
4.
|
Ikrar
|
Klien masih dalam keadaan berdiri dan
saling rangkul bahu
Ikrar diucapkan oleh klien yang telah
ditunjuk, diikuti semua klien
Setelah ikrar selesai, semua klien
duduk di kursi masing-masing (jika MM dilakukan memakai kursi)
|
5.
|
Announcement (Pengunmuman)
|
Chief berdiri dan mempersilakan klien
yang akan melakukan pengumuman berurut berdasarkan asrama
Klien yang akan memberi pengumuman berdiri dari tempat
duduk dan mengucap:
“Saya ….. (sebut nama), selamat pagi keluarga!”
Seluruh klien menjawab:
“Selamat pagi …… (sebut nama klien yang memberikan
pengumuman)”
Klien yang bersangkutan membacakan pengumumannya dengan
mengucap:
“Pengumuman
saya adalah ……. (sebut pengumumannya)”
Selesai membaca pengumuman mengucapkan:
“Demikian
pengumuman saya, terima kasih keluarga!”
Semua klien menjawab:
“Terima kasih …… (sebut klien yang memberikan
pengumuman)
|
6.
|
Pull up (teguran/
peringatan
|
Klien yang akan memberikan teguran
berdiri dari tempat duduknya, dan mengucapkan:
“ Saya ………………. (sebut nama sendiri), selamat pagi
keluarga!”
Seluruh klien menjawab ; “Selamat
pagi ……………. (sebut nama yang memberikan teguran)
Klien mengutarakan teguran dari
tempat duduknya, dengan mengucap:
“Selamat pagi …. (sebut nama klien yang diingatkan)”
Klien yang diingatkan membalas:
“Selamat pagi …. (sebut nama klien yang mengingatkan)”
“Saya akan menegur ……. (sebut nama klien yang
akan ditegur)”
Klien yang ditegur berdiri dari
tempat duduknya menghadap klien yang menegur. Klien yang menegur
mengucap:
“Saya
menegur kamu atas perbuatan ….., karena koneksinya di luar ….., saya harap
kamu dapat merubahnya”
Jika ada barang ingatan, keluarkan
barang tersebut dan tanyakan:
“Apakah ini benar milik kamu?” kemudian klien yang
diingatkan menjawab:
“Benar/bukan!”
Jika benar berikan barang pull-up-nya
kepada yang memiliki, dilanjutkan seperti urutan nomor 4. Jika salah, maka
klien yang menegur dapat menyampaikan permohonan maafnya kepada yang ditegur,
kemudian mengumumkan barang tersebut milik siapa, dengan prosedur selanjutnya
dimulai dari awal teguran.
Setelah itu, dua pihak saling
mendekat dan saling berangkulan dan kedua belah pihak mengucap:
“Terima
kasih keluarga!”, keluarga mengucap:
“Terima kasih …. (sebut nama yang mengingatkan dan yang
diingatkan)”
Jika mengingatkan ≤ 10 Orang
Semua klien yang diingatkan menghadap
klien yang mengingatkan
Prosedur selanjutnya sama dengan jika
mengingatkan 1 orang
|
7.
|
Motivation/
Acknowledge
(Motivasi/
pernyataan
pribadi/
penghargaan)
|
Klien yang akan memberikan pernyataan
pribadi (PP) berdiri dari tempat duduknya, dan mengucap:
“Saya ….
(sebut nama sendiri), selamat pagi keluarga!”, keluarga menjawab:
“Selamat pagi …. (sebut nama yang memberikan PP)”
Klien yang akan memberikan PP
selanjutnya mengucap:
“Saya akan memberikan PP kepada …. (sebut nama/kelompok
yang diberikan PP)”
Klien/kelompok yang diberikan PP
berdiri dari tempat duduknya dan saling bertatap muka, lalu pengucap PP
berkata:
“Saya berterima kasih/mengucapkan selamat ulang
tahun/akan memberikan motivasi kepada ….. (sebut nama yang diberikan PP),
karena kamu ….. (sebut alasannya). Jika berupa penghargaan, maka diakhiri
oleh kata-kata:
“Diharapkan kamu dapat mempertahankan sikap baik
tersebut” Jika PP berupa motivasi, maka kalimat pemberi PP diakhiri:
“Saya harap kamu tetap semangat” Kemudian masing-masing
berpelukan.
Khusus untuk penghargaan, setelah
ucapan penghargaan diberikan, yang memberikan penghargaan mengucapkan:
“Kita beri big
applause (tepuk tangan yang meriah) untuk … (sebut nama yang diberi PP)”
Sebelum ke dua pihak kembali ke tempat masing-masing, kedua-duanya
menghadap audiens dan mengucap:
“Terima
kasih keluarga ….” Keluarga mengucap: “Terima
kasih …. dan …. (sebutkan nama kedua belah pihak)”
|
8.
|
Berita Aktual
(BA)
|
Klien yang memberikan berita actual
maju, dengan mengucap:
“Saya ….
(sebut nama diri), selamat pagi keluarga …”Keluarga menjawab:
“Selamat
pagi … (sebut nama pemberi BA)”
Pemberi BA berdiri dari tempat duduknya dan berkata:
“Berita actual saya hari ini adalah …. (sebut
beritanya)”
Setelah selesai mengucapkan berita,
pemberi BA
mengucap:
“Terima
kasih keluarga!”, keluarga menjawab:
“Terima
kasih … (sebut nama pemberi BA)”
Pemberi
BA kembali duduk.
Keluarga
memungkinkan bertanya mengenai BA tersebut dengan prosedur, ketika selesai
pengucapan BA, keluarga mengacungkan telunjuk dengan mengucap:
“Saya …. (sebut nama diri), saya akan bertanya mengenai
… (sebut pertanyaannya)”
Pemberi BA menjawab sesuai dengan
keperluan, proses selanjutnya sama dengan sruktur lain
|
9.
|
Issue (masalah
inti dalam
keluarga)
|
Prosedur sama dengan pengucapan BA
|
10.
|
Permainan
|
Setelah
acara inti selesai, posisi (duduk) seluruh keluarga bisa santai, namun tetap
dengan norma kesopanan
Klien/kelompok yang akan mementaskan
permainan maju ke depan sampai permainan selesai
Salam awal dan akhir sama dengan
struktur lain
|
11.
|
Do’a Penutup
|
Prosedur sama dengan do’a awal
|
12.
|
Yel-yel
|
Aba-aba diberikan 1 orang, namun pengucapan secara
bersama, misalnya:
UPT RSKN, HARAPAN MASA DEPAN …. YESSS!!!
RSKAN HEBAT!
RSKN KUAT!
RSKN PALING OK!
YANG LAIN …. GAK JANJI DEHHH …
|
Sumber : Nenden Desnawati, peksosjatim.blogspot, 2012
MORNING MEETING SHEET
(lembar
morning meeting)
NAMA
ASRAMA : ………………………………………………………………..
JUMLAH
KELUARGA : ….
orang, hadir : …. orang, tidak hadir : ….. orang
HARI
& TANGGAL
: ...…………………………………….………………………..
WAKTU/JAM
:
.…………...…………………………………………………..
FASILITATOR
: 1.
…………………….
2. …………………….
3. …………………….
4. …………………….
NO
|
P R
O S E S
|
NAMA
|
KETERANGAN
|
1.
|
DO’A
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
IKRAR
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
PENGUMUMAN (announcement)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
TEGURAN
RINGAN (Teguran/Peringatan)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Motivasi/Pernyataan
Pribadi/Penghargaan (Motivation/Acknowledge)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
BERITA AKTUAL (BA)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
MASALAH
INTI DALAM KELUARGA (Issue)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
PERMAINAN
|
|
|
|
|
|
|
9
|
DOA KEDAMAIAN
|
|
|
|
|
|
|
10
|
YEL-YEL
|
|
|
|
|
|
|
Mengetahui,
FASILITATOR
1. ………………………………………………..
2. ………………………………………………..
3. ………………………………………………..
4. ………………………………………………..
|
C H
I E F
(
……………………………………………..)
|
Sumber : Nenden
Desnawati, peksosjatim.blogspot, 2012