REPORTASE PERINGATAN HKSN 2017
Dalam rangka Peringatan Hari Kesetiakwanan Sosial Nasional
(HKSN) 2017, Propinsi Jawa Timur diselenggarakan serangkaian acara yang betul-betul padat. Kegiatan dimulai dengan “Kick Off”
HKSN 2017 di Pacitan berupa kegiatan bakti sosial (Baksos). Lokasi difokuskan
pada lokasi yang terkena bencana alam tanah longsor, yaitu Desa Melati
Kecamatan Arjosari dan Desa Ploso Kecamatan Pacitan. Pembagian sembako dan
perlengkapan sekolah bagi anak-anak yang menjadi korban tanah longsor.
Rangkaian
acara HKSN 2017 selanjutnya adalah Lomba Foto Kesetiakawanan Sosial, Lintas
Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS), Puncak Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial,
HKSN Expo, Malam Refleksi Kesetiakawanan Sosial, dan yang terakhir adalah acara
Puncak Peringatan HKSN 2017 di Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, pada 20
Desember 2017.
Kegiatan
LBKS telah dilaksanakan selama 7 hari, mulai tanggal 13 Desember 2017
sampai dengan 19 Desember 2017. LBKS dibagi menjadi 2 tim dengan mengambil
jalur lingkar selatan dan Madura, dimana kedua tim nanti akan bertemu di
Surabaya pada acara Puncak HKSN 2017.
Pelaksanaan
Pameran HKSN 2017 atau HKSN Expo dilaksanakan pada tanggal
19 sampai 22
Desember di Grand City, Surabaya yang diisi dengan
beragam acara
sosial serta pameran aneka ragam layanan Kementrian
Sosial RI serta hasil
UKM dari seluruh Indonesia. Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) Expo Tahun
2017 dibuka langsung oleh Menteri Sosial Republik Indonesia pada hari Selasa, 19 Desember 2017.
Dalam
sambutannya, Menteri Sosial mengajak
masyarakat untuk menempatkan HKSN sebagai bagian dari implementasi sila kelima
pancasila, agar keadilan sosial bisa dibangun bersama-sama.”Rasa solidaritas,
kesetiakawanan dan gotong royong mari kita gunakan sebagai potensi efektif dan strategis untuk
membangun kebersamaan dan penuh kasih sayang kepada seluruh warga bangsanya,”
kata dia.
Setelah
pembukaan, dilanjutkan kegiatan sosial diantaranya donor darah, pemberian
bantuan sembako, pemberian alat bantu disabilitas hingga acara nikah massal
yang diikuti sekitar 75 pasangan.
Menteri Sosial mengatakan
hal tersebut perlu dilakukan sebagai langkah untuk memangkas kemiskinan
struktural.”Kenapa struktural karena mereka sebelumnya berstatus unregisted atau
tidak terdata. Harapannya kalau sudah didata, bisa mempermudah dan bisa menjadi
bagian dari program perlindungan sosial,” kata Menteri
Sosial. Selain
itu juga ada pemberian akta kelahiran, dan pemberian apresiasi kepada pilar-pilar
sosial dan mitra kerja.
Event Hari Kesetiakawanan Sosial
Nasional (HKSN) yang terselenggara di Grand City Mall Convention Hall ini nyaris
diikuti oleh seluruh Direktorat di Kementrian Sosial RI serta Dinas Sosial
se-Indonesia. Semua berlomba menampilkan produk unggulan mereka mulai
pengembangan model Diklat dengan e-diklat, foto-foto kegiatan, display produk, tumpukan
buku-buku perundang-undangan, buku panduan kegiatan penanganan berbagai
permasalahan sosial, majalah internal, leaflet UPT dan brosur-brosur program
kegiatan. Sayangnya pengunjung umum atau masyarakat umum yang memanfaatkan
pameran itu tidak begitu banyak sehingga masing-masing yang berada di stand
pameran saling mengunjungi stand lain dan saling menandatangani buku tamu tak
lupa souvenir yang telah disiapkan penjaga stand, mulai dari buah salak
Minahasa di stand Dinas Sosial Provinsi Minahasa Tengah, Kalender, Payung,
Gantungan kunci, kipas, bros, serta alat tulis.
UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra Malang eksis mengisi
salah satu stand Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur menjadi satu-satunya stand yang
tidak pernah sepi dalam pameran tersebut.
Walau sudah menerjunkan 10 klien, namun seluruh klien
nyaris tidak sempat beristirahat karena tingginya minat pengunjung untuk
mencoba pijat disabilitas netra, sehingga pada akhir HKSN Expo 2017, ratusan pengunjung
telah merasakan sentuhan terapi dari klien UPT Rehabilitasi
Sosial Bina Netra Malang.
Pijat disabilitas netra memiliki peluang yang luas,
namun penjualan dan pengemasannya
harus ditingkatkan sehingga dapat bersaing untuk segmen mall, plaza dan hotel yang tentu sangat berbeda kualitasnya dengan
segmen umum.
Ini
memang tantangan besar dengan investasi yang harus digarap dengan serius mulai dari input klien, hard ware tehnik
pijat serta berbagai software mulai dari pengetahuan dasar anatomi fisiologi,
daily living, orientasi mobilitas, budi pekerti, tata krama, serta
performancenya, namun
kontribusinya akan sangat terasa dalam mengangkat daya jual disabilitas netra melalui penyerapan tenaga kerja professional dan tidak akan kalah jika harus mengikuti sertifikasi
tenaga pelayan kesehatan.
Oleh sebab itu, gerakan memajukan prestise
disabilitas netra harus menjadi program utama dalam
program pelayanan dan rehabilitasi sosial disabilitas netra di Jawa Timur.
Diharapkan disabilitas netra dapat
menjadi
penggerak perekonomian Jawa Timur yang kreatif.
Kegiatan puncak peringatan Hari
Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2017 diselenggarakan di lapangan upacara
Makodam V Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu, 20 Desember 2017 dengan
tema “Kesetiakawanan Sosial Nasional Perekat Keberagaman” dihadiri Menteri
Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial
Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Forkopimda Jawa Timur,
Pejabat Kementrian Sosial RI serta perwakilan dari Dinas Sosial seluruh
Indonesia..
Dalam sambutannya Puan Maharani, Menteri Koordinator
(Menko) Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia,
mengingatkan
bahwa gotong-royong harus tetap ada ditengah-tengah masyarakat yang terus
berkembang.
"Gotong-royong itu memang bagian dari masyarakat kita. Dengan
gotong-royong, niscaya cita-cita bangsa ini bakal tercapai dan kesejahteraan
bagi masyarakat akan terwujud. Gotong-royong itu membantu kita menyelesaikan
persoalan-persoalan bangsa yang muncul seiring perkembangan dan kemajuan bangsa
dan negara ini," ujar Puan Maharani.
Lalu Puan mencontohkan bahwa peringatan HKSN 2017 di Kota Surabaya yang dilaksanakan di lapangan upacara Makodam V Brawijaya, ini merupakan
hasil dari gotong-royong yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat.
"Peringatan HKSN 2017 di lapangan Makodam V Brawijaya ini digelar dengan
megah dan ditambah penampilan berbagai kelompok kesenian yang sangat bagus, ini
merupakan bukti bahwa gotong-royong menjadi sesuatu yang sangat penting bagi
kita semua," kata Puan.
Jika Pangdam V Brawijaya tidak memberikan izin pelaksanaan peringatan HKSN 2017
di lapangan upacara ini, lanjut Puan, tentunya penyelenggaraannya tidak di
lapangan upacara Makodam V Brawijaya yang megah dan luas ini.
"Gotong-royong itu penting bagi kita semua," tegas Puan.
Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial Republik Indonesia yang menjadi tuan
rumah penyelenggaraan puncak peringatan HKSN 2017 menambahkan bahwa gotong-royong
dan persatuan menjadi kunci penting sejarah perkembangan bangsa ini.
"Ulama dan tentara bergotong-royong melawan penjajahan kolonialisme,
bersatu padu mengusir penjajah. Pertempuran di Surabaya 10 November juga
menjadi bukti persatuan dan gotong-royong selalu mewarnai perjalanan sejarah
bangsa dan negara kita tercinta, Indonesia," ujar Khofifah disambut tepuk
tangan peserta dan undangan peringatan HKSN 2017.
Memeriahkan peringatan HKSN 2017 di Surabaya, Jawa Timur, usai Puan Maharani
Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan RI menyematkan bintang satya lencana
bagi sejumlah walikota dan bupati berprestasi di kota-kota di Indonesia.
![](file:///C:/Users/WARDAN~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Diserahkan juga secara simbolis Kartu Peserta
BPJS Ketenagakerjaan kepada Agus Lestiono, Disabilitas netra dari Kota Malang,
mewakili 4100 Peserta BPJS. Seluruh peserta yang
hadir di Makodam Brawijaya terdiri dari 243 Tenaga Kerja Sosial Kecamatan
(TKSK), 969 Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan 2888 Keluarga Penerima Manfaat
(KPM). Mereka didaftarkan selama tiga bulan oleh perusahaan-perusahaan
menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) melalui program Gerakan
Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan (GN Lingkaran) BPJS
Ketenagakerjaan.
Penyerahan
kartu BPJS ini semakin membuktikan hadirnya negara untuk memberikan
perlindungan kepada seluruh pekerja di Indonesia melalui BPJS Ketenagakerjaan
termasuk pekerja sosial.
Malang, 31 Desember
2017
Ismi Wardani, Pekerja
Sosial UPT RSBN Malang