HAL-HAL
YANG BERKENAAN DENGAN
REHABILITASI
KETERGANTUNGAN NAPZA
DENGAN MEMAKAI METODE THERAPEUTIC COMMUNITY (TC)
DENGAN MEMAKAI METODE THERAPEUTIC COMMUNITY (TC)
A. BUDAYA
THERAPEUTIC COMMUNITY (TC)
TC merupakan suatu wujud simulasi kehidupan
nyata dalam wadah residensial. Di dalam TC ada berbagai falsafah dan norma yang
dianut untuk membentuk perilaku yang lebih baik. Falsafah dan norma yang ditanamkan
tersebut kemudian berkembang menjadi suatu budaya TC, yang didalamnya mencakup:
1.
Walking
Paper
Adalah paper/buku
yang harus selalu dibawa oleh residen fase
Induction ke manapun dia pergi dari mulai bangun pagi sampai tidur. Paper
ini tidak boleh ketinggalan dimanapun tanpa communicate
(nitip) kepada residen atau staf yang ada di dekatnya. Maka, mengapa disebut walking paper atau terjemahan secara
harfiah “buku berjalan” karena harus dibawa kemanapun residen pergi.
Walking
paper biasanya berisi Cardinal Rules,
The Creed, Ikrar, Four Structures (4S), Five Pillars (5P), Unwritten
Philosophies, Tools of The House, Jargon, dan Induction Responsibilities (akan
dijelaskan kemudian), serta lainnya sesuai kebutuhan.
Walking
paper ini terutama harus dihafalkan pada fase induction, lebih jauh lagi harus
difahami dan dihayati dalam aplikasi strategi dan teknik rehabilitasi pada fase
lanjutan. Segala yang tertera dalam walking paper merupakan kondisi yang ingin
dikristalisasikan dalam pola pikir, pola rasa dan pola tindakan recovering
addict (pecandu yang berada dalam proses pemulihan), karena pada saat menjadi pecandu mereka berfikir, merasa dan
bertindak kebalikan dari yang tertera dalam walking paper.
Menurut
pengalaman, biasanya residen lifted (hafal seluruh isi) walking paper paling
cepat 3 hari, paling lama 1 bulan. Jika melihat isi walking paper, orang awam
biasanya akan meragukan apakah residen dengan kualifikasi pendidikan rendah
dapat hafal walking paper. Pada kenyataannya, peer pressure (tekanan teman
sebaya) merupakan alat kekuatan paling dahsyat dalam perubahan (pola pikir,
pola rasa dan pola tindak) recovering addict (RA). Maka, walaupun RA tidak
lulus SD dan berasal dari kampung yang jauh dari kota, pada kenyataannya mereka
dapat hafal walking paper. That’s the power of peer pressure in TC!
2. The Creed (Philosophy)
Merupakan pola dasar berpikir yang harus
dipahami dan dihayati oleh seluruh residen (sebutan
residen untuk individu yang direhabilitasi di TC). The creed ini bentuknya berupa pengakuan dosa
yang harus dibacakan seperti Undang-Undang Dasar dalam setiap sesi tertentu oleh seluruh residen
agar terjadi kristalisasi.
residen untuk individu yang direhabilitasi di TC). The creed ini bentuknya berupa pengakuan dosa
yang harus dibacakan seperti Undang-Undang Dasar dalam setiap sesi tertentu oleh seluruh residen
agar terjadi kristalisasi.
THE
CREED
I am here
Because there is no refuge
Finally from myself
Untill I confront myself
In the eyes and heart of others
I am running
Untill I suffer them
To share my secret
I have no safety from them
Afraid to be known
I can know neither myself
Nor any others
I will be alone
Where else …
But in our common ground
Can I find such a mirror?
Here …
Together
I can at last appear clearly to myself
Not as a giant of my dreams
Not the dwarf of my fear
But as a person
Part of a whole
With my share in it’s purpose
In this ground
I can take root and grow
Not alone anymore
As in death
But alive
To myself and to others
KREDO
Aku disini
Karena tidak ada lagi tempat berlindung
Termasuk dari diriku sendiri
Sampai aku mengkonfrontasi diriku sendiri
Memakai mata dan hati orang lain
Aku terus berlari
Sampai aku membuat mereka menderita
Untuk tidak membagi rahasiaku
Tidak ada rasa aman dari mereka
Takut mereka ketahui
Akupun begitu terhadap diriku sendiri
Atau dari siapapun
Aku akan sendirian
Dimana lagi …
Namun menurut pandangan umum
Dapatkah aku menemukan sebuah cermin?
Disini …
Bersama-sama
Pada akhirnya muncul harapan dari
kejernihan bagi diriku sendiri
Bukan dari besarnya mimpiku
Atau dari kekerdilan rasa takutku
Namun sebagai seseorang
Bagian dari sebuah komunitas
Dengan sumbangsihku dan tujuannya
Di tanah ini
Aku dapat memiliki akar dan tumbuh
Tidak lagi sendirian
Seperti seorang yang berada dalam kematian
Namun dalam kehidupan
Bagi diriku sendiri
Dan orang lain
3.
Ikrar
Ikrar
diucapkan bersama-sama, biasanya pada awal akan dilakukan morning meeting, setelah
pengucapan decreed. Pengucapan ikrar secara bersama-sama ini bertujuan untuk
membentuk jiwa korsa, rasa kebersamaan untuk secara bahu-membahu saling
membantu dalam proses penyembuhan.
I K R A R
Kita datang dari arah yang sama
Kita menuju matlamat yang sama
Disini kita serupa
Kita belajar memperbaiki diri
Dan berusaha mengubah kehidupan
Kita saling memerlukan
Karena usaha kita hari ini
Disini
Menentukan kesempurnaan hari esok
Kita pasti Berjaya
Karena kita bersama
Memastikannya
4. Cardinal Rules
Cardinal Rules merupakan peraturan utama
yang harus dipahami dan ditaati saat dan setelah
menjalani program, meliputi:
menjalani program, meliputi:
1)
No drugs (tidak diperkenankan menggunakan narkoba)
2)
No sex (tidak diperkenankan melakukan aktifitas seksual dalam bentuk apapun)
3)
No violence (tidak diperkenankan melakukan kekerasan
fisik).
Jika ada tanda masih melakukan salah satu
atau kombinasi dari ketiga cardinal rules,
merupakan identifikasi dari masih lemahnya pemulihan.
5. Unwritten Philosophy
Adalah nilai-nilai dasar yang tidak
tertulis, namun harus dipahami oleh seluruh residen. Nilai-nilai ini
adalah norma-norma yang hendak dicapai dalam program. Dengan mengikuti program TC, residen
dapat membentuk perilaku baru yang sesuai dengan unwritten philosophy.
adalah norma-norma yang hendak dicapai dalam program. Dengan mengikuti program TC, residen
dapat membentuk perilaku baru yang sesuai dengan unwritten philosophy.
Ada banyak unwritten philosophy yang merupakan pembalikan dari perilaku
negatif residen yang disebabkan kecanduan NAPZA. Seperti no free lunch, filosofi ini untuk menanamkan nilai bahwa jika ingin
sesuatu mereka harus berjuang terlebih dahulu bukan dengan cara instan mencuri
misalnya yang merugikan orang lain (dimana mencuri pada saat residen masih
kecanduan merupakan perilaku negatif yang sering dilakukan), care and concern, you can’t keep it unless you give it away, serta filosofi tak
tertulis lainnya dengan tujuan yang berbeda pula, seperti:
a.
Honesty (kejujuran)
b.
Responsible, care and concern (tanggung jawab, perhatian dan
kepedulian)
c.
Trust your environment (percaya pada lingkungan sekitar)
d.
Act as if (bertindak apa yang seharusnya)
e.
To be aware is to be alive (bertindak waspada maka akan selamat)
f.
Be careful what you ask for, you just
might get it (mulutmu
harimaumu)
g.
Personal growth before vested status (perbaiki diri sebelum menginginkan suatu
kedudukan)
h.
No free lunch (tidak ada yang gratis di dunia ini)
i. You can’t keep it unless you give it away (ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak
diberikan ke
orang lain)
orang lain)
j.
What goes aroud shall come around (yang ditanam, itu yang dituai)
k.
Compensation is valid (Ada balasan yang setimpal ada setiap
perbuatan)
l.
Understand rather than to be understood (memahami daripada minta dipahami)
m.
Sincerity (keiklasan)
n.
Blind faith (percaya 100 %)
o.
Do your thing right everythings else will
follow (Lakukan
sebaik-baiknya apa yang di depan mata, kebaikan yang lain akan mengikuti)
p.
It’s better to give than to receive (lebih baik memberi daripada menerima)
q.
Trust (percaya)
r.
Grateful (bersyukur)
s.
Responsibility (tanggung jawab)
t.
Consistency (konsisten)
u.
Love (cinta/kasih)
v.
Forgiveness (memaafkan)
w.
Dan
lain-lain
6.
Four
Structure (4S)
Merupakan tujuan dari perubahan yang ingin dicapai program, meliputi:
a. Behavioural
management shaping (pembentukan
tingkah laku)
Perubahan
perilaku yang diarahkan pada kemampuan untuk mengelola kehidupannya sehingga
terbentuk perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.
b. Emotional
and psychological (pengendalian
emosi dan psikologi)
Perubahan pola
rasa dan kejiwaan yang diarahkan pada peningkatan kemampuan penyesuaian diri
secara emosional dan psikologis.
c. Intellectual
and spiritual (pengembangan
pemikiran dan kerohanian)
Perubahan
perilaku yang diarahkan pada peningkatan aspek pengetahuan, nilai-nilai
spiritual, moral dan etika, sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tugas-tugas
kehidupannya maupun permasalahan yang belum terselesaikan sebelumnya
d. Vocational
and survival skill (keterampilan kerja dan socialisasi
serta bertahan hidup)
Perubahan
perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan residen
yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari maupun
masalah dalam kehidupannya.
7.
Five
pillars (5P)
Merupakan strategi atau metodologi
yang digunakan untuk mencapai kondisi 4S:
a. Family
milieu concept (konsep
kekeluargaan)
Untuk
menyamakan persepsi di dalam komunitas bahwa mereka bersama merupakan bagian
dari sebuah keluarga.
b. Peer
pressure (tekanan teman
sebaya)
Sebuah
teknik yang menggunakan rekan sebaya sebagai alat dan contoh perubahan.
c. Therapeutic
session (sesi terapi)
Berbagai kegiatan
dan kerja kelompok untuk meningkatkan harga diri dan perkembangan pribadi dalam
rangka membantu proses kepulihan .
d. Religious
session (sesi agama)
Merupakan
teknik untuk meningkatkan nilai-nilai dan pemahaman agama.
e. Role
modelling (keteladanan)
Merupakan
sebuah media dengan tujuan belajar dan mengajar dengan cara, mengikuti mereka
yang sudah sukses terutama dalam pemulihan, yang sudah pulih menjadi panutan
bagi yang lain. Ada hal kritis dalam teknik ini. Pada kenyataannya, jika
seorang role model yang dijadikan
panutan oleh recovering addict
kemudian role model tersebut relapse, maka kemungkinan pengikutnya relapse-pun besar sekali.
8.
Tool's
of The House (Alat perubahan)
Merupakan alat-alat atau instrumen yang
ada dalam TC dan digunakan untuk membentuk perilaku
yang lebih baik. Tool's of The House (TOTH) digunakan sebagai bahasa sehari-hari yang dipakai
di dalam facility (komunitas rehabilitasi residensial TC) dengan tujuan untuk memudahkan
komunikasi sesama anggota. Contoh TOTH :
yang lebih baik. Tool's of The House (TOTH) digunakan sebagai bahasa sehari-hari yang dipakai
di dalam facility (komunitas rehabilitasi residensial TC) dengan tujuan untuk memudahkan
komunikasi sesama anggota. Contoh TOTH :
a.
Confrontation
Teguran,
pertanyaan yang ditujukan kepada perbuatan biasa. Misalnya, mengapa kamu tidak
membawa walking paper kamu?
b.
Pull
up
Suatu cara
untuk memberitahukan sikap-sikap negatif dengan maksud mendesakkan kesadaran
dan perubahan secepatnya dalam bertingkah laku
c.
Send
to
Teguran
ringan dengan cara tegas dengan memberikan pandangan dan nasihat bagi perbuatan
negatif ringan yang dilakukan residen dalam fase induction, dilakukan oleh
seorang staf di ruang mayor.
d.
Spoken
to
Teguran
ringan dengan cara tegas dengan memberikan pandangan dan nasihat bagi perbuatan
negatif ringan atau baru dilakukan, dilakukan oleh seorang staf
e.
Dealth
with
Teguran
sedang dengan cara tegas bagi perbuatan negarif yang dilakukan berulang,
dikendalikan oleh seorang coordinator dan dua rekan sebaya.
f.
Haircut
Teguran
keras dengan cara tegas bagi perbuatan negatif yang dilakukan terus berulang
atau perbuatan negatif yang baru dilakukan namun berat, dilakukan oleh seorang
klinikal staf dengan empat orang rekan sebaya.
g.
L.E.
Suatu
tindakan pembelajaran yang dilakukan atas perbuatan negatif residen dengan
memberikan konsekuensi beban kerja selama waktu tertentu. Beban kerja tersebut
bisa beban kerja intelektual, perasaan maupun fisik, tergantung dari kasus dan
tujuan program
h.
Encounter
group
Suatu sesi
group yang terstruktur dengan maksud pelepasan amarah residen terhadap residen
lain dalam bentuk yang baik dan keselamatan yang terjamin
i.
Evaluation
Adalah
suatu sesi penilaian terhadap berbagai segi residen, seperti sisi intelektual,
emosional, perilaku atau penilaian berbagai persyaratan terhadap request
(permohonan) residen dalam melepas suatu konsekuensi atau kenaikan fase dengan
melihat accountability (alasan perubahan yang dirasakan sendiri) residen. Sesi
ini dinilai oleh seorang fasilitator dan rekan sebayanya
j.
Job
change
Pertukaran
atau perubahan struktur jabatan residen di dalam facility (rumah) berdasarkan
penilaian-penilaian tertentu dari klinikal staf
k.
Emotional
interview
Sesi yang
dilakukan sebelum calon residen joint program (memasuki program) dengan tujuan
mengungkap semua sisi negatif dan positif emosi klien yang selanjutnya dapat
digunakan untuk menjalankan program
l.
Induction
Sebuah fase
awal dari tahap primary dalam residensial program TC.
m.
Pre
morning meeting
Persiapan
segala sesuatu sebelum memulai morning meeting. Para status holder berkumpul
sambil saling memberikan pandangan serta isu-isu (masalah-masalah) yang terjadi
di dalam rumah selanjutnya mencari penyelesaian masalahnya
n.
Morning
meeting
Pertemuan
pagi yang diikuti seluruh residen termasuk status holder yang membicarakan
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam rumah, termasuk sikap dan perilaku
dengan uutan dan cara-cara tertentu. Pada akhirnya diputuskan dan dirumuskan
suatu concept of the day yang berkaitan dengan masalah (isu) umum dalam rumah.
Konsep tersebut menjadi garis panduan seluruh residen dalam berfikir, beasa dan
bertingkah laku pada hari itu.
o.
Morning Briefing
Yaitu
pertemuan yang dilaksanakan pada pagi hari pada saat akhir pekan (weekend),
yang diikuti oleh seluruh residen dan staf untuk membahas issue-issue yang
terjadi di dalam rumah dan juga membahas tentang perasaan hatinya pada saat
itu.
p.
Residen Meeting
Pertemuan yang diikuti oleh seluruh residen
dan dilaksanakan oleh residen tanpa didampingi oleh staf dengan tujuan untuk
memberikan kepercayaaan dan tanggung jawab kepada residen untuk membahas suatu
masalah serta merencanakan suatu kegiatan selama tidak keluar dari norma/rules
yang ada dalam fasilitas.
q.
General
meeting
Pertemuan
besar yang dihadiri oleh seluruh unsur yang ada di dalam rumah (residen, staf,
klinikal staf, dll) yang diselenggarakan jika ada salah satu dari anggota
komunitas diketahui melanggar peraturan utama, atau jika ada tingkah laku dari
salah satu anggota dapat membahayakan komunitas.
r.
House
meeting
Suatu pertemuan
yang dihadiri oleh seluruh staf dan seluruh residen yang bertujuan untuk
membicarakan berbagai masalah umum dan masalah tentang keadaan di dalam rumah
yang harus diketahui oleh seluruh komunitas yang ada, seperti norma-norma atau
pelasksanaan peraturan baru dan lain-lain.
s.
Static
group
Adalah
suatu sesi sharing dan konsultasi masalah pribadi dan kelompok dengan interest
yang sama, dikendalikan oleh seorang static konselor yang sudah ditasbihkan.
Output static group tersebut adalah rancangan rawatan, perkembangan individual
dan isu-isu utama masing-masing residen dalam satu kelompok tersebut.
t.
Case
load
Adalah
penilaian sekelompok rekan sebaya mengenai memenuhi syarat atau tidaknya,
termasuk sebab-sebab seorang dari mereka mendapatkan sebuat privilege, seperti
home leave, atau business pass serta keistimewaan lainnya.
u.
Relating
session
Sesuah sesi
yang dipimpin oleh seorang klinikal staf, dimana residen bebas bercerita
tentang perasaan dan pengalaman mereka terhadap anggota keluarga yang lain,
diikuti oleh berbagai komentar dan pandangan dari mereka.
v.
Seminar
Sesbuah
sesi dengan tujuan pengembangan intelektual agar pola pikir residen kembali
terasah
w.
Probe
Sebuah sesi
terapetik sebelum sesi extended yang dikendalikan oleh seorang klinikal staf
dengan cara saling menceritakan pengalaman baik pahit maupun manis sedari kecil
hingga saat ini di antara residen yang ada
x.
Extended
Sesi
terapeutik kedua setelah probe, dikendalikan oleh seorang klinikal staf,
bertujuan untuk menggali kedalaman suatu ersoalan.
y.
Honesty
paper
Adalah
secarik kertas yang digunakan oleh klien atau residen jika yang bersangkutan
akan memulai joint family atau berbuat salah dengan tujuan apa yang selama ini
menjadi beban hidupnya dan menjadi sumber masalah diakui untuk memulai
kehidupan baru yang lebih ringan dan baik.
z.
Drop guilt
Adalah istilah untuk menumpahkan seluruh
pengakuan kesalahan ke dalam honesty paper
aa.
Dan lain-lain
9.
Terminologi/Jargon
Terminology atau jargon adalah bahasa
sehari-hari yang dipakai oleh kumpulan atau grup yang
bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar sesame anggota di dalam grup atau kumpulan
tersebut. Dengan demikian, orang di luar kumpulan atau grup tersebut akan sulit untuk memahami
arti dan maksud dari bahasa yang mereka pakai. Terminologi dalam TC ini telah disyahkan dan
resmi dipakai oleh rehabilitasi basis therapeutic community di seluruh dunia.
bertujuan untuk memudahkan komunikasi antar sesame anggota di dalam grup atau kumpulan
tersebut. Dengan demikian, orang di luar kumpulan atau grup tersebut akan sulit untuk memahami
arti dan maksud dari bahasa yang mereka pakai. Terminologi dalam TC ini telah disyahkan dan
resmi dipakai oleh rehabilitasi basis therapeutic community di seluruh dunia.
Terminology atau jargon yang dipakai dalam
keseharian dalam komunitas TC, diantaranya:
a.
Chair
Adalah
sebutan kursi bagi terminology atau jargon nomor 1)
b.
Prospect
chair
Adalah sebuatan
bagi calon residen yang duduk di sebuah kursi dengan maksud menunggu inisiasi
memasuki program sehingga resmi menjadi anggota keluarga. Istilah prospect
chair juga digunakan bagi residen yang duduk di kursi karena melanggar
aturan-aturan utama dalam rumah sambil menunggu sesi atau evaluasi yang akan
dikenakan kepadanya
c.
Time
off
Pemberian
waktu bagi seorang residen untuk meredakan emosi atau amarahnya agar menjadi
tenang. Biasanya diberikan kepada residen yang dalam keadaan labil atau dalam keadaan
yang dapat membahayakan diri dan lingkungannya
d.
Shootdown
Istilah
yang digunakan ketika seorang residen dicabut segala status dan privilegenya
sebagai konsekuensi atas perbuatan negatif yang telah dilakukannya. Treatmen
shotdown ini biasanya melalui learning experience (LE)
e.
Pot
and sinks
Suatu jenis
LE ketika residen yang mendapatkan konsekuensi tersebut diharuskan untuk
melakukan tugas mencuci peralatan memasak di dapur yang kotor (selain piring,
gelas, sendok dan garpu) dari semua anggota keluarga dalam waktu tertentu.
Misalnya, wajan, panic, dan lain-lain
f.
Dishpans
Suatu jenis
LE ketika residen yang mendapatkan konsekuensi tersebut diharuskan untuk
melakukan tugas mencuci seluruh piring, gelas, sendok dan garpu dari semua
anggota keluarga dalam waktu tertentu
g.
Sparepart
Suatu jenis
LE, ketika residen yang mendapatkan konsekuensi tersebut diharuskan untuk
melakukan tugas yang beragam jenisnya, sesuai dengan yang diberikan dalam
keputusan evaluasi. Misalnya, sebagai kurir semua residen, tukang pijat, dan
lain-lain.
h.
Ground
Suatu jenis
LE, ketika residen yang mendapatkan konsekuensi tersebut diharuskan untuk
melakukan beragam tugas yang berhubungan dengan landscape atau pertamanan.
Misalnya menanam bunga, menyiram tanaman, dan lain-lain
i.
Confrontation
table
Suatu jenis
LE, ketika residen yang mendapatkan konsekuensi tersebut diharuskan duduk
menghadap meja di sebuah tempat yang disediakan untuk merenungkan perbuatan negatif
yang telah diperbuat, dengan mendapatkan konfrontasi dari residen lain atau
staf.
j.
Excommunicate
Suatu jenis
LE, ketika residen yang mendapatkan konsekuensi idak boleh berbicara atau
diajak berbicara oleh residen lain. Dengan demikian residen ini dipisahkan dari
residen lain agar dihindarkan dari interaksi dengan aturan tertentu.
k.
Extra
curriculum
Suatu jenis
lerning experience ketika residen yang mendapatkan konsekuensi diharuskan untuk
melakukan tugas-tugas tertentu yang telah dilakukan denan pengawasan dan
perlakuan khusus
l.
Limbo
Adalah
proses tahapan LE yang harus dilalui oleh residen yang mendapatkan konsekuensi,
dari tahap awal LE yang paling berat sampai tahap LE yang paling ringan yang
harus dilalui. Tahap ini bisa kembali ke tahap yang lebih berat, tergantung
dari development residen yang dikenai konsekuensi, sampai akhirnya lifted
(lepas daroi konsekuensi).
m.
Bench
Adalah
tahap terminasi karena keadaan terpaksa bagi residen yang diberhentikan dari
program karena telah melanggar cardinal rules atau aturan utama dan tidak bisa/mau
dibina lagi
n.
Trust
exercise
Adalah
sebuah sesi awal (inisiasi) sebelum calon klien bergabung dalam program sebagai
sebuah keluarga dengan tujuan untuk melihat motivasi dan kepercayaan calon
residen terhadap lingkungan rehabilitasi
o.
Emotional
interview
Sesi
wawancara dalam inisiasi yang dilakukan kepada calon klien. Wawancara emosional
ini dilakukan setelah sesi trust exercise, dengan tujuan untuk mengetahui
situasi psikologis dari calon residen
p.
Encounter
Adalah
sebuah sesi group atau kelompok ketika residen dapat meluapkan perasaan dan
emosinya kepada residen lain yang selama ini terpendam dengan norma-norma
tertentu
q.
Front
area
Lokasi atau
tempat residen duduk dan menunggu sebelum dilakukan sebuah sesi terhadapnya
r.
Accountability
Aadalah
suatu permohonan/permintaan dalam bentuk lisan maupun tulisan sebagai
penjelasan terhadap suatu hal atau persoalan
s.
Breakdown
Adalah
penjabaran/penjelasan dengan sedetil-detilnya dan secara menyeluruh sebuah
proses pembelajaran sampai seseorang dapat memahami penjelasan tersebut
t.
Contract
Aadalah
sebuah perbuatan pinjam-meminjam atau saling tukar barang di antara sesama
residen tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu (communicate) dari pihak-pihak
yang seharusnya diberitahu
u.
Re-acting
Adalah
suatu pelampiasan emosi/perasaan kemarahan tanpa control dengan suatu aksi
v.
Knucle
head
Sebutan
bagi seorang residen yang keras kepala/susah dinasehati
w.
Bottom
line
Hakikat
permasalahan yang sebenarnya atau pokok permasalahan yang sebenarnya atau
kesimpulan.
x.
Belly
flip
Suatu
situasi yang bertentangan dengan hati
y.
Feed
back
Aadalah
tanggapan balik, masukan, pemberitahuan terhadap suatu masalah atau situasi
baik secara lisan maupun tulisan
z.
Ding
bat (space cadet)
Berlagak
bodoh/bingung
aa.
Image
Adalah
sebuah aksi yang ditampilkan oleh residen namun bukan yang sebenarnya, topeng
palsu, bukan jati diri yang sebenarnya
bb. Above syndrome
Suatu
perilaku yang bertujuan untuk menunjukkan kekuasaan dengan cara arogan dan
otoriter, merasa diri megah dan paling benar dalam rangka mendapatkan pengakuan
dari orang lain
cc.
A
lawyer
Suatu sikap
yang selalu membela orang lain
dd. Scape goat
Perilaku
yang mengkambinghitamkan atau korban pengkambinghitaman residen lain, bahan
cemoohan/cacian
ee. Shooting the curve
Adalah
suatu tindakan potong kompas, tidak melalui status/strata/birokrasi yang
berlaku (tidak berdasarkan chain of command)
ff.
Going
through something
Adalah
situasi dimana seorang residen terlibat atau larut dalam isu-isu yang mendorong
rasa marah, tidak nyaman, sedih, dan lain-lain
gg.
Short
changing
Membatasi
diri sendiri dari kemampuan yang dimiliki
hh. Laying back
Suatu
keadaan yang tidak menunjukkan kemajuan
dalam menjalani program atau kurang motivasi dalam diri
ii.
Sliding
back
Suatu
keadaan yang menunjukkan kemunduran
dalam menjalani program atau dalam prestasinya
jj.
Smoke
screen
Suatu
kondisi yang belum jelas atau isu-isu yang tidak jelas tentang keadaan
seseorang
kk.
Get a
grip
Suatu
kesadaran untuk mencari pegangan hidup, atau
memotivasi diri dalam upaya mengubah perilaku
ll.
Out
of wack
Sebutan
bagi perilaku yang keluar dari ketentuan yang ada
mm.
Snow
ball effect
Suatu
proses penumukan suatu masalah akibat dipendam tanpa dicari solusinya.
Diibaratkan seperti bola salju yang awalnya kecil ketika menggelundung dari
puncak gunung semakin lama semakin membesar ketika sampai di bawah yang dapat
mengakibatkan bencana
nn. Flagging
Suatu
situasi ketika sifat-sifat lama yang negatif dari residen muncul kembali dan mempengaruhi
dampak positif hasil treatmen
oo. Taking a trip (tripping)
Melamun
atau memikikan sesuatu yang bisa berakibat negatif terhadap perilaku seseorang
pp. Leaking (coming out)
Memberitahukan,
menceritakan, membocorkan kembali sutu hal yang sebelumnya sudah dinyatakan
tidak boleh diceritakan kembali kepada siapapun
qq. Money issue
Suatu hal
positif atau hal baik yang berkaitan dengan suatu masalah
rr.
Murder
one
Menatap
sesuatu atau seeseorang dengan pandangan yang tajam, seperti menyiratkan
sesuatu
ss.
Selling
ticket
Mengancam,
menantang atau berbuat sesuatu hal yang dapat menimbulkan kontak fisik atau
perkelahian
tt.
Humble
Bersikap
rendah hati
uu. Death wood
Suatu
kondisi residen yang tidak berpartisipasi dalam program, hanya diam dan sebagai
follower, diibaratkan sebagai onggokan kayu yang diam
vv.
War
stories
Bercerita
tentang pengalaman-pengalaman ketika masih memakai waktu lalu, terutama hal-hal
yang negatif
ww.
Punching
holes
Memberi
tanggapan atau kritik yang negatif terhadap program atau pelaksana program
xx.
Bad
rap
Berkomentar
atau berbicara buruk di belakang tentang program atau pelaksana program
yy.
Play
safe
Tidak
berterus terang tentang sesuatu hal dengan tujuan keuntungan diri sendiri di
dalam program
zz.
Jumping
on the bone
Mengalihkan
perhatian dari suatu pokok masalah yang sedang dibicarakan kepada pokok masalah
lain, dengan tujuan tertentu
aaa.
Therapeutic
dove
Perasaan
senang saat melihat orang lain susah atau ketika orang lain diberi hukuman,
atau membantu orang orang namun dengan tujuan negatif
bbb.
Clean
up
Adalah
suatu sesi dengan maksud membersihkan diri dari kesalahan yang dibuat.
Konsekuensi dari sesi ini biasanya melakukan suatu tugas di suatu tempat
tertentu dengan diberi pengertian mengenai tujuan dari tugas tersebut
ccc. Assamble
Suatu
formasi berbaris atau berkumpul di suatu tempat tertentu. Perintah assamble
biasanya dilakukan jika ada pengumuman yang mendadak yang berkaitan dengan
kondisi rumah atau residen
ddd.
Sit
right
Kondisi
merasa tidak enak ketika melihat orang lain melakukan suatu kegiatan, sementara
diri sendiri tidak melakukan tindakan apapun
eee.
Catch
22
Siatu
situasi yang penuh tekanan dan membingungkan
fff.
Buckle
up
Ungkapan
yang bermakna perintah untuk sadar atau himbauan untuk segera membuat perubahan
yang baik
ggg.
Follow
up
Menindaklanjuti,
menyelesaikan atau membetulkan sesuatu yang tidak pada tempatnya
hhh.
Tighten
up
Suatu
tindakan merapikan atau membereskan barang yang berantakan
iii.
Pride
and quality (P N Q)
Menunjukkan
kepribadian atau sesuatu menjadi berkualitas dan dapat dibanggakan
jjj.
Placing
Suatu
perintah untuk berhenti sejenak dari kegiatan tertentu di tempat semula untuk
mendengarkan pengumuman
kkk.
Proceed
Adalah
suatu perintah untuk menjalankan suatu arahan atau melanjutkan kegiatan yang
telah diinterupsi sebelumnya
lll.
Squat
Melihat
dengan rasa gairah
mmm.
Rationalize
Membenarkan
tingkah laku yang negatif dengan beralasan atau terlalu banyak argument
nnn.
Display
irritation
Menunjukkan
suatu sikap melalui fisik/badan/bahasa tubuh
ooo.
24-7
(twenty four seven)
Suatu batas
waktu yang ditentukan untuk suatu tindakan (24 jam sehari, 7 hari seminggu)
ppp.
Seeking
good feeling (SGF)
Adalah
suatu kondisi saling tertarik antara 2 residen (dalam arti ketertarikan fisik)
qqq.
Body
contact
Suatu
kondisi kontak fisik
rrr.
Communicate
(no communicate)
Adalah
istilah meminta izin, atau perintah untuk berkomunikasi di dalam TC dan
sebaliknya
sss. Drop slip
Adalah
istilah bagi secarik kertas yang digunakan untuk menuliskan teguran bagi
seorang residen lain, kemudian dimasukkan ke dalam kotak.
ttt.
Weekend Wrap Up
Pertemuan yang diikuti oleh seluruh residen
guna membahas tentang perasaan hatinya selama satu minggu, serta membahas issue
yang terjadi dalam rumah dalam waktu seminggu yang lalu, biasanya pertemuan ini
dilaksanakan satu minggu sekali pada hari minggu malam.
uuu.
Seminar
Bentuk pertemuan intelektual kelompok yang
iikuti oleh seluruh residen untuk membahas suatu topik yang berkaitan dengan
kehidupan addict dan program yang ada. Kegiatan ini akan membawa hasil
perubahan.
vvv.
P.A.G.E (Personal/Peer Acountibility Group
Evaluation)
Suatu pertemuan kelompok yang mengajarkan residen
untuk dapat memberikan suatu penilaian positive maupun negatif terhadap dirinya
sendiri ataupun family nya dalam kehidupan sehari-hari.
www.
Sharing Circle
Pertemuan yang diikuti oleh seluruh residen
dan didampingi oleh staf guna untuk membahas issue yang terjadi pada diri
masing-masing residen, lalu membiasakan diri dalam memberikan masukkan dan
menanyakan secara jelas issue yang sedang dialami family-nya.
xxx.
Sport Out Door/Weelnees
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seluruh residen
dan didampingi oleh beberapa orang staf dan dilakukan diluar fasilitas untuk
meningkatkan stamina setiap residen dan juga untuk menghilangkan kejenuhan
dalam diri residen.
yyy.
Religious Class
Suatu pertemuan yang diikuti oleh seluruh residen
dan didampingi oleh Religious Coordinator untuk meningkatkan nilai spiritual
dalam diri residen, juga memberikan ceramah tentang keagamaan.
zzz. Family
Session
Kunjungan keluarga kepada residen, kegiatan
ini dilakukan apabila residen sudah mencapai waktu yang sudah ditentukan oleh staf
atau sudah dinilai layak untuk dikunjungi.
aaaa.
Track suit
Adalah sebutan bagi baju olahraga dalam TC
bbbb.
Blind full
Istilah untuk sebutan penutup mata
cccc.
Facility
Adalah sebutan lain dari lingkungan di dalam
TC (rumah)
dddd.
Create
Adalah istilah untuk membangkitkan emosi,
kesadaran, perilaku, baik yang positif maupun negatif
eeee.
Circle
Merupakan istilah untuk sebutan bentuk
lingkaran yang sesungguhnya atau lingkaran yang menunjukkan lingkungan TC atau
berada dalam lingkungan yang mengerti tentang RA.
ffff.Staff
Adalah sebutan bagi pegawai yang bukan
residen, walaupun awalnya bisa jadi eks residen
gggg.
Mayor on duty
Adalah staf yang ditugaskan oleh otoritas
tertinggi dalam satu fasilitas TC yang paling bertanggung jawab atas running
program pada hari tertentu dia ditugaskan
hhhh.
On Chair
Adalah sebutan bagi residen dengan fase paling
tinggi atau staf yang diberi kewenangan untuk memegang kekuasaan tertinggi
hari-hari yang telah ditentukan di dalam rumah TC. Kekauasaannya di bawah mayor
on duty
iiii.
Chief
Adalah pemegang kekuasaan tertinggi setelah on
chair yang membawahi C.O.D yang ada
jjjj. C.O.D
Merupakan pemegang kebijakan tertinggi di dalam sebuah departemen (C.O.D
kithen, C.O.D. house keeping, C.O.D. garden, C.O.D. religion, dll) sesuai dengan
departemen yang ada dalam sebuah rumah TC
kkkk.
Singhle
Adalah wakil chief yang berakting paling galak
dan menyebalkan, namun tujuannya untuk kebaikan
llll.
Head of departemen (H.O.D)
Adalah kepala sebuah departemen yang
bertanggung jawab terhadap ketuntasan pelaksanaan tugas sebuah departemen
mmmm.
Ramrod
Adalah sebutan bagi wakil H.O.D.
nnnn.
Crew
Adalah jabatan hirarkhi terendah dalam
struktur rumah TC (dalam struktur departemen). Biasanya dipegang oleh residen
yang baru join program.
1 0.
Struktur (Hirarki) Fungsi Kerja
Di dalam TC dikenal adanya
kelompok-kelompok kerja yang terbagi dalam departemen (divisi).
Residen dalam sebuah departemen akan menjalankan tugas kesehariannya sesuai dengan fungsi
kerjanya (job function) masing-masing. Hal ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasional
kegiatan sehari-hari serta sebagai latihan keterampilan dalam meningkatkan tanggung jawab residen
terhadap diri dan komunitasnya. Di dalam job function dikenal adanya sistem status (hirarki) yang
menentukan tingkatan tanggung jawab dari residen. Status holder (hierarki berdasarkan status)
tersebut adalah:
Residen dalam sebuah departemen akan menjalankan tugas kesehariannya sesuai dengan fungsi
kerjanya (job function) masing-masing. Hal ini diperlukan untuk menjaga kelangsungan operasional
kegiatan sehari-hari serta sebagai latihan keterampilan dalam meningkatkan tanggung jawab residen
terhadap diri dan komunitasnya. Di dalam job function dikenal adanya sistem status (hirarki) yang
menentukan tingkatan tanggung jawab dari residen. Status holder (hierarki berdasarkan status)
tersebut adalah:
a.
C.O.D.
(Coordinator of Department)
b.
Chief
(ketua)
c.
Shingle
d.
H.O.D.
(Head of Department)
e.
Ramrod
(wakil H.O.D)
f.
Crew
1 1.
Fire
drill (latihan kebakaran)
Di beberapa rumah TC, latihan kebakaran
juga merupakan salah satu materi yang diberikan. Hal ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran, kalaupun terjadi, semua pihak termasuk
residen sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. SOP latihan kebakaran antara satu rumah TC
dengan rumah TC lain bisa berbeda disesuaikan terutama dengan hirarkhi dan tata ruang serta
peralatan yang ada. Namun, secara prinsip tidak jauh berbeda sebagai berikut:
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kebakaran, kalaupun terjadi, semua pihak termasuk
residen sudah mengetahui apa yang harus dilakukan. SOP latihan kebakaran antara satu rumah TC
dengan rumah TC lain bisa berbeda disesuaikan terutama dengan hirarkhi dan tata ruang serta
peralatan yang ada. Namun, secara prinsip tidak jauh berbeda sebagai berikut:
a.
Isyarat
kebakaran dibunyikan dengan wisel (peluit) sebanyak 3 (tiga) kali. Bisa juga
dengan
bunyi panjang sirine
bunyi panjang sirine
b.
Seluruh
penghuni tanpa kecuali, dalam keadaan apapun diharuskan keluar dari bangunan
atau
tempat dimana mereka berada. Dengan teratur, cepat dan selamat menuju ke tanah lapang yang sudah ditentukan
tempat dimana mereka berada. Dengan teratur, cepat dan selamat menuju ke tanah lapang yang sudah ditentukan
c.
Alat
pemadam kebakaran dibawa oleh coordinator masing-masing departemen yang berada
di
masing-masing barisannya
masing-masing barisannya
d.
Tidak
seorangpun boleh berbicara dalam latihan kebakaran atau jika terjadi kebakaran
yang
sesungguhnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekeliruan arahan yang diberikan. Hanya staf atau petugas saja yang dapat memberikan arahan
sesungguhnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari kekeliruan arahan yang diberikan. Hanya staf atau petugas saja yang dapat memberikan arahan
e.
Seluruh
pintu-pintu utama dan pintu darurat atau jenis pintu manapun dapat digunakan
untuk
jalan keluar. Hal ini bertujuan untuk menghindari kondisi berdesakan saat mencari jalan keluar
jalan keluar. Hal ini bertujuan untuk menghindari kondisi berdesakan saat mencari jalan keluar
f.
Seluruh
penghuni membentuk barisan menurut departemen dengan hirarkhi. Didahului oleh
koordinator hingga crew di tanah lapang atau tempat yang telah ditentukan
koordinator hingga crew di tanah lapang atau tempat yang telah ditentukan
g.
Dalam
waktu yang sama, on chair dengan chief beserta shingle membuat pemeriksaan di
semua
sudut facility (rumah) untuk memastikan tidak ada yang tertinggal
sudut facility (rumah) untuk memastikan tidak ada yang tertinggal
h.
Koorninator
harus memastikan seluruh anggota departemennya lengkap tidak kurang satu
apapun, jika kurang maka coordinator harus mengangkat tangan
apapun, jika kurang maka coordinator harus mengangkat tangan
i.
Koordinator
on duty atau chief diwajibkan membuat pengecekan penghuni atau head count
selepas seluruh penghuni membuat barisan dan melaporkan kepada staf on duty
selepas seluruh penghuni membuat barisan dan melaporkan kepada staf on duty
j.
Staf
on duty memberikan komentar dan feedback atas latihan yang baru diadakan
tersebut,
begitu juga semua residen diberikan kesempatan untuk memberikan komentar dan feedback terhadap latihan tersebut.
begitu juga semua residen diberikan kesempatan untuk memberikan komentar dan feedback terhadap latihan tersebut.
B.
FASE
RESIDEN DALAM TC
1.
Initial
intake
Merupakan
proses awal calon klien/calon residen (CK/CR) beserta walinya penjajagan untuk
mengikuti program di TC UPT Rehsos ANKN Surabaya:
a. Orang
tua/wali CK/CR diterima oleh pekerja social
di ruang tamu pekerja social, disiapkan
minuman kemudian mengisi daftar tamu
minuman kemudian mengisi daftar tamu
b. Ditanya
maksud dan tujuan kedatangannya
c. Bila
ingin informasi pelayanan, maka petugas menjelaskan sejelas-jelasnya kemudian
diajak
melihat facility (lingkungan TC)
melihat facility (lingkungan TC)
d. Jika
pihak keluarga tertarik untuk memasukkan CK/CR, maka yang bersangkutan diajak
ke
ruang konsultasi pekerja social untuk wawancara penjajagan, diantaranya:
ruang konsultasi pekerja social untuk wawancara penjajagan, diantaranya:
1) Pekerja
social menanyakan tentang orang tua/wali yang dapat mendukung secara moril
maupun materil CK/CR apabila yang bersangkutan menjalani rehabilitasi di TC UPT Rehsos ANKN Surabaya, karena salah satu syarat utama rehabilitasi basis TC adalah partisipasi aktif orang tua/wali.
maupun materil CK/CR apabila yang bersangkutan menjalani rehabilitasi di TC UPT Rehsos ANKN Surabaya, karena salah satu syarat utama rehabilitasi basis TC adalah partisipasi aktif orang tua/wali.
2) Tidak
mengidap dual diagnosis (skizofrenia) karena faktor lain selain NAPZA. Untuk
mengetahui hal tersebut dilakukan 3 tahap observasi:
mengetahui hal tersebut dilakukan 3 tahap observasi:
(a) Wawancara
dengan pihak keluarga yang mengarah ke pengumpulan data dual diagnosis
(skizofrenia)-tidaknya CK/CR
(skizofrenia)-tidaknya CK/CR
(b) Jika
CK/CR menunjukkan perilaku dual diagnosis (skizofrenia), untuk mengetahui
apakah dual diagnosis (skizofrenia) karena NAPZA atau sebab lain adalah dengan mengobservasinya selama 2 minggu dengan detoksifikasi cold turkey. Jika selama 2 minggu masih menunjukkan gejala dual diagnosis (skizofrenia) bahkan semakin menjadi, berarti CK/CR mengidap dual diagnosis (skizofrenia) karena faktor lain bukan karena NAPZA (kalaupun selama dual diagnosis/skizofrenia memakai NAPZA, berarti ada faktor pencetus awal selain NAPZA). CK/CR yang demikian tidak elijibel (memenuhi syarat) untuk mengikuti rehasbilitasi di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
apakah dual diagnosis (skizofrenia) karena NAPZA atau sebab lain adalah dengan mengobservasinya selama 2 minggu dengan detoksifikasi cold turkey. Jika selama 2 minggu masih menunjukkan gejala dual diagnosis (skizofrenia) bahkan semakin menjadi, berarti CK/CR mengidap dual diagnosis (skizofrenia) karena faktor lain bukan karena NAPZA (kalaupun selama dual diagnosis/skizofrenia memakai NAPZA, berarti ada faktor pencetus awal selain NAPZA). CK/CR yang demikian tidak elijibel (memenuhi syarat) untuk mengikuti rehasbilitasi di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
3) Tidak
mengidap AIDS, bisa terpapar HIV dalam stadium ringan, namun sebelumnya perlu
ditanyakan kepada manajer kasus CK/CR sebelumnya mengenai status HIV-nya.
e. Pihak
keluarga dan CK/CR mengisi blanko-blanko yang telah disiapkan, seperti surat
permohonan untuk direhabilitasi di UPT Rehsos ANKN Surabaya, pernyataan menyetujui dengan tata tertib TC UPT Rehsos ANKN Surabaya, surat perjanjian dengan materai, pernyataan bahwa informasi yang diberikan adalah benar serta syarat administrasi lainnya, termasuk total uang saku CK/CR bulanan maksimal yang bisa didukung keluarga
permohonan untuk direhabilitasi di UPT Rehsos ANKN Surabaya, pernyataan menyetujui dengan tata tertib TC UPT Rehsos ANKN Surabaya, surat perjanjian dengan materai, pernyataan bahwa informasi yang diberikan adalah benar serta syarat administrasi lainnya, termasuk total uang saku CK/CR bulanan maksimal yang bisa didukung keluarga
f.
Jika CK/CR belum dibawa ke UPT Rehsos ANKN
Surabaya, membuat janji pengantaran oleh pihak keluarga atau penjemputan oleh
pihak UPT Rehsos ANKN Surabaya
g. Tes
urine CK/CR oleh petugas
h. Bila
CK/CR saat itu positif giting/pedau (masih dalam pengaruh NAPZA), maka petugas
menyiapkan ruang detoks dan menjaganya
menyiapkan ruang detoks dan menjaganya
i.
Sebelum memasuki ruang detoks, CK/CR digeledah
(dilakukan spot check) oleh petugas. Spot
check juga dilakukan jika berbagai kebutuhan CK/CR diantarkan oleh pihak keluarga
check juga dilakukan jika berbagai kebutuhan CK/CR diantarkan oleh pihak keluarga
j.
Jika semua tahap di atas selesai dilalui, maka
resmilah CK/CR menjadi prospect (klien yang
masih harus menjalani upacara menjadi bagian dari keluarga TC) di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
masih harus menjalani upacara menjadi bagian dari keluarga TC) di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
2.
Prospect
Adalah fase
sebelum induction. Merupakan fase observasi ketika calon residen sudah
mendaftar, mengisi formulir pendaftaran secara umum. Pada fase ini prospect
masih disebut calon residen karena harus diobservasi elijibilitas (pemenuhan
persyaratan) yang diminta oleh pihak UPT. Misalnya, apakah skizofrenia yang
diderita oleh calon klien dikarenakan oleh NAPZA atau bukan, jika calon residen
dalam masa withdrawal (dalam pengaruh obat) harus dihilangkan dulu pengaruhnya
sampai batas waktu tertentu, dan berbagai alasan lain. Baru ketika prospect
sudah sesuai dengan elijibilitas UPT serta kondisi fisik dan emosionalnya
secara umum sudah stabil, maka prospect dipersiapkan untuk joint family
(bergabung dengan residen lain di primary house)
Kata
prospect sendiri secara harfiah sama dengan istilah dalam ilmu pemasaran, yaitu
calon klien harapan, yang dinantikan kemudian dipengaruhi untuk bergabung menjadi
pelanggan sebuah prodak pemasaran. Dalam fase ini, kondisi mereka biasanya
masih labil karena berbagai factor. Agar terjadi kemantapan, terutama kondisi
fisik dan emosional, maka intervensi konselor adiksi dalam memotivasi prospect
sangat berperan.
Salah satu
penyebab labilnya kondisi prospek, misalnya, ketika mereka dalam keadaan
withdrawal, yang ada dalam benaknya adalah melarikan diri untuk mendapatkan
NAPZA, karena hanya NAPZA yang dapat menghilangkan kondisi menagih dalam waktu
instan. Pada intinya, fase ini merupakan tahap pemulihan fisik dan emosional
calon residen secara umum.
Kata
prospect, juga akan ditemui pada fase lanjutan. Namun bedanya, dibelakang kata
prospect memakai kata “chair”, menjadi prospect chair (dibahas lebih lanjut
dalam terminology/jargon TC).
3.
Joint
Family
Adalah
istilah yang digunakan ketika seorang prospect sudah stabil kondisi fisik dan
mentalnya secara umum, kemudian dilakukan inisiasi atau pembaptisan (dalam
istilah ritual kemahasiswaan disebut Posma atau sejenisnya) menurut tradisi
sebuah rehabilitasi TC, sehingga prospect akhirnya resmi menyandang nama
menjadi residen, bukan sebagai prospect lagi dan menjadi klien fase induction.
Contoh SOP
ritual joint family dalam sebuah rumah TC:
a. Drop
guilt
CK/CR duduk
di prospect chair menghadap tulisan decreed di facility, memakai track suite
dan sepatu olah raga, mengisi honesty paper sampai selesai. Mayor on duty
mengecek berkali-kali untuk memastikan CK/CR mengisi honesty paper dengan benar
dan sungguh-sungguh. CK/CR dibawa ke front area dengan memakai blind full
(penutup mata). Sambil berjalan dengan berbagai hambatan mulai ditanamkan
sedikit demi sedikit konsep pentingnya communicate (komunikasi), trust
(percaya), blind faith (percaya penuh). Fase ini juga merupakan alat observasi
karakter.
b. Front
area
Dari
facility CK/CR dibimbing ke front area sambil di-create. Misalnya, dalam
perjalanan ke front area arah jalan diputar-putar pendamping, atau yang lainnya
mengatakan kepada CK/CR untuk merunduk karena ada pohon (pada hal tidak ada),
loncat karena ada parit (pada hal tidak ada), dan jebakan-jebakan lain.
Tujuannya agar CK/CR cukup lelah. Setelah itu didudukkan di kursi yang telah
disediakan di front area sambil diberi air minum. Air minumpun diakukan sebagai
air selokan (pada hal air minum biasa). Lagi-lagi untuk meng-create calon
residen.
c. Ritual
inti
1) Duduk
di kursi
Instruktur,
biasanya konselor adiksi memegang kendali ritual sebagai berikut:
a) CK/CR
diberdirikan dari kursi, masih dengan mata ditutup
b) Instruktur
mengucapkan: “kamu (CK/CR) percaya UPT Rehsos ANKN tidak akan
mencelakakan kamu?” Jika jawaban “ya” dari CK/CR masih ragu-ragu, pertanyaan serupa terus diulang sampai jawaban CK/CR mantap
mencelakakan kamu?” Jika jawaban “ya” dari CK/CR masih ragu-ragu, pertanyaan serupa terus diulang sampai jawaban CK/CR mantap
c) Selanjutnya
instruktur menyuruh CK/CR berdiri dan mengatakan: “saya akan mengambil kursi
yang akan kamu duduki”, kemudian instruktur mendramatisir situasi seolah-olah
kursi tersebut diambil dari tempatnya (pada hal tidak)
d) CR/CK
disuruh duduk di kursi yang sudan (seolah-olah) diambil instruktur. Instruksi
ini dapat dilakukan berkali-kali sampai sikap duduknya tidak ragu-ragu. Jika
sikap duduknya masih ragu-ragu bisa di-create dengan mengatakan “katanya kamu
percaya dengan UPT Rehsos ANKN Surabaya”, tapi sikap kamu menunjukkan tidak
percaya?”. Proses ini diulangi berkali-kali sampai menunjukkan rasa kepercayaan
dengan sikap duduk yang mantap.
2) Tendang
batu
Lokasi
masih di front area dan mata tertutup. CK/CR diyakinkan bahwa di ujung kakinya
terdapat batu dengan cara membawa kaki kanan CK/CR ke onggokan batu yang harus
di tending. Aba-aba yang diberikan instruktur adalah:
a) “Di
depan kamu ada batu, sekarang batu itu kamu tending sekeras-kerasnya, boleh
sambil teriak!” (sementara itu batu sudah diambil instruktur)
sambil teriak!” (sementara itu batu sudah diambil instruktur)
b) Jika
cara menendang baru CK/CR masih ragu-ragu, instruksi yang sama diulangi
berkali-kali sampai tendangannya sungguh-sungguh dan tidak menunjukkan keraguan
berkali-kali sampai tendangannya sungguh-sungguh dan tidak menunjukkan keraguan
c) Jika
tendangannya sudah mantap, instruktur mengatakan “setelah ini, jauhi sikap
kasar
kamu yang suka menendang jika sedang marah atau keinginanmu tidak terpenuhi”.
kamu yang suka menendang jika sedang marah atau keinginanmu tidak terpenuhi”.
3) Hantam
tutup panci
a) Lengan
CK/CR dijulurkan sambil mengepalkan tangan, kemudian didekatkan dan
disentuhkan ke tutup panic yang dipegang instruktur (mata masih ditutup)
disentuhkan ke tutup panic yang dipegang instruktur (mata masih ditutup)
b) Instruktur
mengatakan “menurut kamu, apa yang ada di hadapan kamu?” Setelah
CR/CK menjawab dengan jawaban apapun, instruktur memberi instruksi sebagai berikut “sekarang, pukul tutup panic sekeras-kerasnya!”. Instruksi ini diberikan berulang-ulang sampai CK/CR benar-benar menonjok tutup pandi tersebut dengan sungguh-sungguh dan keras (pada hal ttup panic tersebut sudah dijauhkan dari jangkauan CK/CR).
CR/CK menjawab dengan jawaban apapun, instruktur memberi instruksi sebagai berikut “sekarang, pukul tutup panic sekeras-kerasnya!”. Instruksi ini diberikan berulang-ulang sampai CK/CR benar-benar menonjok tutup pandi tersebut dengan sungguh-sungguh dan keras (pada hal ttup panic tersebut sudah dijauhkan dari jangkauan CK/CR).
c) Setelah
pukulan dirasa mantap, instruktur mengatakan “setelah ini, jauhi perilaku
kekerasan kamu, yang suka berkelahi dengan siapapun dan main pukul-pukulan!”.
kekerasan kamu, yang suka berkelahi dengan siapapun dan main pukul-pukulan!”.
4) Loncat
sungai
Masih di
fron area yang tanpa hambatan dan mata tertutup serta posisi CK/CR berdiri,
instruktur berkata sebagai berikut:
a) Di
depan kamu ada kali kurang lebih 1 meter lebarnya (pada hal tidak ada).
Sekarang aku minta kamu loncati sungai itu sejauh-jauhnya”.
b) Sementara
itu siapkan 1 orang residen lain (kalau bisa) untuk menangkap tubuh klien di
seberang kali, mencegah tubuh klien jatuh.
c) Proses
ini diulang berkali-kali sampai loncatannya mantap
5) Ikut
suara
a) 4
orang staf atau residen lain disiapkan di empat penjuru mata angin sebagai
pemberi
tepuk tangan dan pemberi suara
tepuk tangan dan pemberi suara
b) 1
orang stah disiapkan sebagai regulator
c) CK/CR
diberi arahan oleh regulator untuk mendekati tepukan dan suara secepat-
cepatnya dengan mata tertutup
cepatnya dengan mata tertutup
d) Secara
bergantian 4 orang yang berada di 4 penjuru mata angina bertepuk dan bersuara “ANKN!”,
“ANKN!”, “ANKN!”
e) Proses
tersebut dilakukan berulang-ulang sampai CK/CR cukup lelah
f) Setelah
itu CR/CK diistirahatkan di tempat teduh sambil diberi minum
6) Jatuhkan
diri ke jurang
a) Cari
undakan dengan ketinggian kurang lebih 1 meter ke bawah
b) Siapkan
6 orang di bawah undakan saling menjalin tangan sebagai jarring pengaman
jatuhnya CK/CR
jatuhnya CK/CR
c) CK/CR
berdiri bersedekap di atas undakan dengan mata tertutup membelakangi 6
orang penjaring yang sudah siap di bawah undakan
orang penjaring yang sudah siap di bawah undakan
d) Instruktur
memberi arahan “Kamu sekarang berada di tepi jurang, jika kamu percaya
akan ANKN, jatuhkan badan kamu ke belakang seperti batang pohon yang tertiup angin pada hitungan ke 3, atau ketika badanmu saya dorong ke belakang, 1 … 2 … 3 … “.
akan ANKN, jatuhkan badan kamu ke belakang seperti batang pohon yang tertiup angin pada hitungan ke 3, atau ketika badanmu saya dorong ke belakang, 1 … 2 … 3 … “.
e) Kemudian
instruktur memberi aba-aba atau mendorong badan CK/CR
f) Badan
klien yang jatuh ditangkap oleh 6 orang yang dari tadi bersiap di bawah undakan
g) Setelah
mendarat dengan aman, instruktur memberi motivasi sebagai berikut “di ANKN kamu
tidak akan dibiarkan celaka, saudara-saudara kamu di sini akan menolong”.
7) Pemberian
motivasi
a) Dari
front area, CK/CR dibawa ke area motivasi dengan cara yang sama seperti no 1)
dan 2). Area motivasi harus dipilih tempat yang tenang
b) CK/CR
masih dengan mata ditutup didudukkan di kursi, diistirahatkan terlebih dahulu
kurang lebih 5 menit
kurang lebih 5 menit
c) Kemudian
secara bergantian diberi motivasi positif oleh berbagai pihak. Sebelum
memberi motivasi, para motivator membaca drop guilt dan assessment pendahuluan CK/CR terlebih dahulu dengan maksud agar motivasi dapat mengena sehingga memunculkan niat untuk berubah kea rah yang lebih baik.
memberi motivasi, para motivator membaca drop guilt dan assessment pendahuluan CK/CR terlebih dahulu dengan maksud agar motivasi dapat mengena sehingga memunculkan niat untuk berubah kea rah yang lebih baik.
d) Sebaiknya
yang memberi motivasi tidak lebih dari 5 orang, tiap orang diupayakan
memberi motivasi tidak lebih dari 5 menit untuk mencegah kebosanan. Sehingga motivasi bersifat to the point.
memberi motivasi tidak lebih dari 5 menit untuk mencegah kebosanan. Sehingga motivasi bersifat to the point.
8) Emotional
interview
a) Masih
dengan mata ditutup, CK/CR didudukkan di dinning hall menghadap 4 orang
panelis yang juga duduk di kursi
panelis yang juga duduk di kursi
b) Panelis
secara bergantuan meminta CK/CR untuk menceritakan latar belakang
kehidupannya sampai akhirnya tiba hari ini di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
Pertanyaan hendaknya sampai menyentuh perasaan CK/CR. Bisa dengan cara halus
atau suara tegas.
kehidupannya sampai akhirnya tiba hari ini di UPT Rehsos ANKN Surabaya.
Pertanyaan hendaknya sampai menyentuh perasaan CK/CR. Bisa dengan cara halus
atau suara tegas.
c) Jika
memungkinkan, CK/CR sampai menangis menyesali perbuatan masa lalunya. Oleh
karena itu, para panelis harus jeli memilihat momentum yang dapat membuat CK/CR
menangis.
9) Membuang
blind full
a) Setelah
emotional interview, CR/CK dibawa ke tengah dinning hall dikelilingi seluruh
staf dan residen lain dengan cara melingkar sambil perpegangan tangan
b) Instruktur
berkata “aku buka blind full kamu, tapi mata kamu jangan dibuka dulu,
ulurkan lenganmu dan genggam blind full kamu dengan erat, aku hitung sampai 3, buang blid full kamu sejauh-jauhnya, seolah-olah membuang masa lalumu yang kelam dan siap menyongsong masa depan”.
ulurkan lenganmu dan genggam blind full kamu dengan erat, aku hitung sampai 3, buang blid full kamu sejauh-jauhnya, seolah-olah membuang masa lalumu yang kelam dan siap menyongsong masa depan”.
c) Setelah
instruktur membuka blind full CR/CK, kemudian memberi aba-aba “1 … 2 … 3 …”.
d) Pada
hitungan ke 3 CK/CR membuang blid full sejauh-jauhnya sambil membuka mata.
Bersamaan dengan terbukanya mata CK/CR, semua yang mengelilingi CK/CR bersama-sama menyanyikan lagu He is My Brother diiringi kaset/CD.
Bersamaan dengan terbukanya mata CK/CR, semua yang mengelilingi CK/CR bersama-sama menyanyikan lagu He is My Brother diiringi kaset/CD.
e) Sambil
terus bernyanyi, instruktur memperkenalkan yang ada dalam circle 1 per satu
kepada CK/CR, yang diperkenalkan menyalami CK/CR sambil memberikan motivasi tambahan. Misalnya “Selamat dating Rano di UPT Rehsos ANKN, ayo kita bersama saling membantu!”, serta ucapan motivasi lainnya.
kepada CK/CR, yang diperkenalkan menyalami CK/CR sambil memberikan motivasi tambahan. Misalnya “Selamat dating Rano di UPT Rehsos ANKN, ayo kita bersama saling membantu!”, serta ucapan motivasi lainnya.
f) Setelah
semua yang ada di dalam circle diperkenalkan satu per satu, dilanjutkan dengan
ritual meniup lilin.
ritual meniup lilin.
10) Tiup
lilin
a) Lilin
yang menyala dan walking paper ditempatkan di depan CR
b) Instruktur
berkata “Rano …, sekarang di hadapan kamu ada lilin yang menyala, menurut kamu
apa arti lilin yang menyala?”
c) CK/CR
menjawab berdasarkan persepsinya.
d) Setelah
CK/CR menjawab, instruktur memberikan arahan sebagai berikut “lilin memang
memberikan penerangan, namun semakin lama semakin menghabiskan dirinya sendiri.
Maka dari itu, sebelum lilin ini habis membakar dirinya sendiri, aku minta
entah caranya bagaimana, kamu matikan nyala lilin ini agar ada yang masih
tersisa. Apakah lilin ini mau kamu tonjok, ditiup atau cara apapun, yang
penting lilin ini harus mati mati sebagai symbol bahwa NAPZA yang selama ini
kamu anggap dapat menolong pecandu dalam mengatasi masalahnya, ternyata memakan
badan dan karakter positif pecandu sedikit demi sedikit sampai mati. Oleh
karena itu, sebelum hal-hal positif dalam diri kamu terkikis oleh NAPZA sampai
mengakibatkan kematian, harus dihentikan.
e) Kemudian
instruktur memberikan perintah “1 … 2 … 3 …!”. Lalu CK/CR mematikan
lilin disertai tepuk tangan semua yang ada dalam circle
lilin disertai tepuk tangan semua yang ada dalam circle
11) Pemberian
buddy (pendamping), static konselor, static in charge dan walking paper
a) Instruktur
berkata “sebagai budaya di UPT Rehsos ANKN Surabaya, maka seorang
pendatang baru akan dibimbing oleh seorang buddy, yang bertugas membimbing dan mengantarkan kemanapun kamu pergi. Kamu boleh bertanya dan minta apapun ke buddy”.
pendatang baru akan dibimbing oleh seorang buddy, yang bertugas membimbing dan mengantarkan kemanapun kamu pergi. Kamu boleh bertanya dan minta apapun ke buddy”.
b) Instruktur
menyebutkan nama buddy-nya disertai tepuk tangan circle
c) Buddy
menyerahkan walking paper kepada CK/CR sambil berkata “Ini namanya
walking paper sebagai pedoman kamu dalam menjalankan program di sini”.
walking paper sebagai pedoman kamu dalam menjalankan program di sini”.
d) Bubby
memberikan walking paper tersebut kepada CK/CR
e) Kemudian
CR/CK dihadapkan pada tulisan cardinal rules (yang sudah ditempel di
dinning hall) oleh buddy, kemudian buddy mengatakan “Di sini ada beberapa aturan baku yang tidak boleh dilanggar, yaitu …” (buddy membacakan satu persatu cardinal rules)
dinning hall) oleh buddy, kemudian buddy mengatakan “Di sini ada beberapa aturan baku yang tidak boleh dilanggar, yaitu …” (buddy membacakan satu persatu cardinal rules)
12) The
end of ritual
a) Instruktur
berkata “kamu sekarang sudah resmi menjadi family (keluarga) di UPT
Rehsos ANKN Surabaya, oleh karena itu kita harus saling bantu”.
Rehsos ANKN Surabaya, oleh karena itu kita harus saling bantu”.
b) Selanjutnya
buddy membawa klien ke dormitory untuk memulai menjalani program
4.
Induction
Phase
Merupakan
fase yang menjadikan prospect secara formal merupakan residen dan menjalani
program rehabilitasi awal dengan menerima walking paper yang berisi filosopi,
nilai dan norma TC. Dalam masa ini, residen diberi seorang pendamping dari seorang
residen senior yang disebut buddy (buddy system). Buddy ini bertugas sebagai
seorang kakak yang memberikan arahan mengenai program dan menemani induction
kemanapun pergi.
Lamanya
menjalani fase induction ini tergantung pressure dari buddy dan growth
(perkembangan) residen, jadi semuanya relative. Kenaikan fase selanjutnya
ditentukan oleh berapa lama induction dapat menghafal walking paper. Jika dalam
satu hari bisa hafal walking paper, maka induction atas arahan buddy bisa
mengajukan accountability (permintaan dengan reason) untuk naik fase ke younger
member pada tahap primary (primary stage). Namun bisa juga lebih dari 1 (satu)
bulan. Jadi waktu menjalani fase ini tentative.
Bentuk
peringatan atas kesalahan fase induction ini adalah send to (teguran langsung
di ruang mayor on duty) tanpa sessi setiap hari (jika ada kesalahan). Hal ini
dilakukan mengingat induction adalah orang baru yang memerlukan arahan dan
perlindungan, sehingga treatmen yang ditimpakan kepadanya sama seperti
memperlaukan anak kecil atau kakak ke adik. Namun bukan berarti induction bisa
bermanja-manja, ada tanggung jawab induction yang tidak boleh dilanggar.
INDUCTION RESPONSIBILITIES
a. Do not walk alone (tidak boleh jalan
sendirian)
b. Always carry along your walking paper
(senantiasa membawa walking paper)
c. Get back to your peers (selalu Tanya dan
communicate terhadap teman dan buddynya)
d. Do not sit alone/isolation (jangan duduk
sendirian/mengisolasi)
e. Always do through chain of command
(selalu mengikuti dan menggunakan jalur yang ada)
f.
Always be
punctual (selalu tepat waktu)
g. Attend all group in the house (selalu
mengikuti group/sesi yang ada)
h. Keep your livingroom and personal items
clean and tidy (selalu menjaga kebersihan ruangan dan barang-barang
pribadinya dalam keadaan rapi)
i.
Bring pull
up, elaborate in morning meeting (membawa pull up dan menjelaskannya di
morning meeting)
morning meeting)
j.
Drop slip,
encounter slip (Gunakan tools encounter setiap minggu)
k. Confrontation on the floor (Berteguran
satu sama lain)
l.
No war
stories (Dilarang bercerita pengalaman ketika masih memakai NAPZA)
m. No vulgar words (Dilarang menggunakan
kata-kata kotor dan tidak sopan)
n. No violent or physical contact (Dilarang
menggunakan kekerasan atau kontal fisik)
o. No threat or violence (Dilarang
mengancam orang lain)
5.
Primary
Stage
Merupakan
tahap dimulainya program perubahan pola pikir, pola rasa dan pola tindak
residen. Tadinya pola mereka adalah pola junkie (pecandu) yang serba negatif,
dalam proses ini berusaha dibalikan ke arah positif sebagaimana individu
berpikir, berasa dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum dan budaya.
Alat perubahnya adalah segala yang ada di walking paper (cardinal rules,
filosopi, tools of the house, dll) dengan bantuan komunitas mereka.
Tahap ini
dibagi dalam 3 fase, yaitu:
a. Younger
member
Setelah
lulus dari fase induction, residen statusnya menjadi younger member atau
anggota muda yang sudah tidak lagi memegang walking paper, juga sudah lepas
buddy, mulai harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Koreksi terhadap
cara berpikir, berasa dan bertindak mulai dilakukan, yaitu memakai
confrontation dan pull up. Demikian pula dengan sidang kesalahan (sessi) mulai
diterapkan, namun sessi dan konsekuensi yang diterapkan masih bertaraf ringan
serta penuh pemakluman. Sessi send to
hanya diterapkan pada fase induction, sedangkan untuk younger member sessi yang
diterapkan biasanya spoken to, dan jika kesalahan yang sama berulang baru
diterapkan dealth with. Namun jika ada kejadian yang istimewa, maka sessi dan
konsekuensi yang lebih berat bisa dilakukan. Tapi, kejadian tersebut sangat
jarang terjadi.
Fase ini
biasa dilalui sekitar 1-3 bulan (TC baru 1-2 bulan). Jika yang bersangkutan
merasa sudah siap untuk naik fase ke tahap selanjutnya, maka residen bisa
mengajukan accountability (permohonan dengan alasan) untuk naik ke middle peer.
Evaluasi dilakukan para staf atas accountability tersebut melalui sessi. Dalam
sessi dilakukan voting. Keputusannya hanya dua, deserve (layak naik) atau
rejected (ditolak). Deserve, berarti residen layak untuk menjadi anggota middle
peer. Rejected, berarti residen ditolak untuk naik ke level selanjutnya.
Keputusan diterima atau ditoaknya residen menjadi anggota yang lebih tinggi,
berdasarkan maksud-maksud tertentu dengan tujuan yang baik bagi residen.
Privilege
younger member: receive phone call with screener, make phone call with
screener, day with companion.
b. Middle
peer
Secara
harfiah berarti anggota menengah, atau dalam diskursus TC disebut “keluarga”
yang kedudukannya dalam rumah (facility) memiliki kedudukan di tengah. Dalam
fase ini biasanya sudah diberikan kepercayaan untuk memegang status (hirarkhi
structural dalam rumah), yang merupakan salah satu taktik atau strategi untuk
mem-follow up issue-issue atau personality yang berusaha diperbaiki. Jadi,
penempatan seseorang dalam satu status di rumah (status holder) memiliki tujuan
tertentu yang spesifik bagi kebaikan residen tersebut berdasarkan evaluasi dari
staf.
Sessi yang
diterapkan sudah mulai beragam, terantung dari kesalahan yang dibuat. Pada fase
ini residen mulai memperlihatkan tabiat aslinya, pelanggaran yang dilakukan
mulai berat, maka sanksi yang dijatuhkanpun semakin meningkat. Hal ini juga
disebabkan karena pertimbangan bahwa, ketika seseorang memegang jabatan
structural, maka tidak layak baginya untuk berbuat kesalahan karena dia sudah
menjadi role model bagi residen lainnya. Kesalahan yang sama namun beda status
sanksinya akan berbeda. Residen yang telah memegang status holder akan menerima
sanksi yang lebih berat dari residen dengan keanggotaan yang lebih rendah.
Teguran
(pull up dan confrontation) bagi residen yang memegang status biasanya tidak
dilakukan di floor, tetapi tersembunyi,
dengan maksud untuk menjaga pride (kewibawaan) residen tersebut.
Fase ini
bisa dilalui 1 minggu. Namun secara umum 1 – 3 bulan (TC baru 1-2 bulan),
tergantung motivasi atau perkembangan residen. Jika diri sendiri merasa sudah
layak untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi, maka yang bersangkutan
mengajukan accountability untuk naik tingkat ke older member atau keluarga di
primary stage yang paling senior.
Privilege
middle peer/member: day alone, receive phone call, make phone call, day with
peer.
c. Older
member
Merupakan
fase akhir dari primary stage, dilalani sekitar 1-3 bulan (TC baru 1-2 bulan).
Jabatan yang dipegang (status holder) fase ini semakin tinggi namun sanksi yang diberikanpun semakin berat.
Tetapi, jika perkembangan baik diperlihatkan oleh residen, maka fase yang
dilaluipun semakin singkat, sehingga residen bisa mengajukan accountability
untuk naik ke rehabilitasi tahap
lanjutan, yaitu re-entry.
Privilege
older member: make phone call, receive phone call, day alone, weekend with
peer, weekend alone
d. Daily
schedule primary stage
TIME
|
ACTIVITIES
|
04.30
|
Shubuh prayer
|
05.00
|
Wake up call all family
|
05.10
|
Open house
|
07.00
|
Wash up
|
07.30
|
Breakfast
|
08.45
|
Morning meeting/morning briefing
|
09.45
|
Function meeting
|
10.00
|
Start function
|
11.30
|
Follow up function
|
12.00
|
Dzuhur prayer
|
12.30
|
Lunch
|
14.00
|
Group therapy
|
15.00
|
Ashar prayer
|
15.30
|
Recreation and sports
|
17.00
|
Wash up
|
17.30
|
Maghrib prayer
|
18.30
|
Isya prayer
|
19.00
|
Dinner
|
20.00
|
Group therapy
|
21.00
|
Evening wrap up
|
21.45
|
Running closing house
|
22.00
|
Curvew and closing house
|
e. Group
schedule primary stage
DAY
|
TIMES
|
GROUP
|
Monday
|
14.00
20.00
|
Reponsible interactive
Confrontation group
|
Tuesday
|
14.00
20.00
|
Seminar
Static group
|
Wednesday
|
14.00
20.00
|
Encounter group
Religious class
|
Thursday
|
14.00
20.00
|
Discussion
P.A.G.E
|
Friday
|
14.00
20.00
|
Residen meeting
Sharing circle
|
Saturday
|
20.00
|
Saturday night activity
|
Sunday
|
20.00
|
Weekend wrap up
|
6.
Re-entry
Stage
Pengertian
harfiahnya adalah re berarti kembali, entry berarti masuk. Arti secara umum
klien dipersiapkan untuk memasuki kembali kehidupan normal di masyarakat.
Biasanya facility (rumah) dipisahkan dari facility primary. Hal ini disebabkan
karena aturan yang berbeda antara tahap primary dan re-entry. Dalam uraian
singkat, jika masa primary disebut stay in work in, maka masa re-entry disebut
say in work out.
Pada tahap
ini klien diajarkan cara-cara berpikir, berasa dan bertindak yang normative di
masyarakat. Setelah fase yang penuh tekanan yang begitu ketat di primary, pada
tahap re-entry tekanan mulai dilonggarkan. Buah pikiran, perasaan dan bertindak
mulai dilonggarkan sesuai dengan penilaian dia sendiri yang sudah dibentuk
sebaik mungkin ketika berada pada tahap primary. Namun, kelonggaran yang
diberikan ini tidak serta merta dilakukan secara frontal, tapi dilepas secara
bertahap. Maka, dalam re-entry dikenal
pentahapan. Di masing-masing rumah rehabilitasi, pentahapan ini bersifat
tentative, disesuaikan dengan budaya local yang terbentuk. Namun, secara umum
pentahapan ini meliputi:
a. Orientasi
Fase ini
disebut juga sebagai pre re-entry. Klien dibiarkan untuk menikmati kebebasan
setelah sekian lama dalam “kungkungan” primary, namun masih tetap di lokasi
facility, belum dibolehkan untuk ke luar facility. Fase ini dilakukan dari 1
sampai 2 minggu dengan maksud membiasakan dengan kehidupan bebas untuk
dirasakan.
Fase tanpa
kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan ruang berfikir kepada residen
mengenai apa yang akan dia lakukan dalam menjalani peralihan masa kebebasan
yang sesungguhnya.
Setelah
menjalani masa orientasi, residen diharuskan untuk menuliskan rencana kerja
untuk kehidupannya. Apakah melanjutkan sekolah, kursus, kerja, membuka usaha
sendiri atau “melanjutkan karier” di bidang rehabilitasi NAPZA dengan menjalani
“on the job training” sebagai staf di facility dengan menjadi back up atau
asisten mayor/staf.
Setelah
jelas arah kehidupannya, maka residen yang bersangkutan dapat mengajukan
accountability menjalani fase re-entry selanjutnya, yaitu re-entry A.
b. Re-entry
A
Setelah
jelas arah yang akan dituju, residen mulai merealisasikan rencana hidupnya,
jika akan melanjutkan sekolah, mulai mencari-cari tempat sekolah yang sesuai
dengan pilihannya berkonsultasi dengan keluarga. Pada proses ini residen hamper
selalu didampingi yang pada akhirnya dilepas sedikit-sedikit. Jika sudah
mantap, maka residen naik menjadi re-entry B. Demikian pula jika residen
berniat menuju arah kehidupan lain seperti bekerja atau menjadi back up mayor.
c. Re-entry
B
Residen
jauh lebih diberi kebebasan dari fase re-entry sebelumnya. Kontrol sudah lebih
longgar, melakukan segalanya sendiri, demikian juga jika ke luar facility tidak
didampingi lagi. Sampai akhirnya mereka dapat menjalani aftercare (pembinaan
lanjut).
7.
Aftercare
Setelah
rehabilitasi dilakukan secara residensial (dalam panti), maka tiba waktunya
terminasi, yang mengharuskan seorang recovering addict (RA) menjalani kehidupan
sehari-harinya di luar panti untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
ada dalam masyarakat (stay out work out).
Namun,
meskipun telah menjalani terminasi residensial, bukan berarti pelayanan
rehabilitasi terputus setelah RA menjalani aftercare, karena tidak ada jaminan
kondisi kepulihan tersebut dapat dipertahankan dan tidak kambuh lagi, sehingga
dibutuhkan upaya lanjutan yang terus menerus untuk mempertahankan kondisi
keberhasilan yang sudah dicapai tersebut. Maka, bimbingan lanjut merupakan
segala upaya atau usaha untuk mempertahankan atau mengembangkan keberhasilan
penyembuhan atau pemulihan yang sudah dicapai melalui pengembangan keterampilan
hidup yang dimiliki sebagai suatu proses aktualisasi diri sehingga tidak kambuh
lagi (relapse) dan dapat hidup mandiri sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Contoh
sederhana bimbingan life skills adalah support group seperti narcotics
anonymous (NA), family support group (FSG) dan lain-lain.
Ada 3 komponen keterampilan hidup (life skills) dalam aftercare:
a. Ketrampilan
personal (personal skills)
b. Keterampilan
social (social skills)
c. Keterampilan
vokasional (vocational skills)
Dari 3
komponen keterampilan hidup, maka aftercare tidak hanya identic dengan
keterampilan vocational saja (seperti bekerja, sekolah, kursus atau kuliah),
namun dibutuhkan pula keterampilan personal dan social.
C.
TES
URINE
Untuk
mengetahui seseorang telah menggunakan NAPZA atau tidak, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, diantaranya:
1. Melakukan
wawancara dengan tersangka, teman atau keluarganya (mengandalkan
keterusterangan)
2. Jika
hal tersebut sulit dilakukan, bisa melihat tanda-tanda fisik tersangka serta
ciri-ciri emosional dan perilaku lainnya, seperti bekas suntikan di tangan
(dengan cara mengisi deteksi dini seperti form yang dilampirkan)
3. Namun,
dua cara tersebut masih bisa disangkal, maka cara lanjutan adalah dengan
melakukan tes laboratorium. Biasanya dengan memakai sampel darah dan atau
urine. Kelemahan tes urine adalah memiliki masa kadaluarsa sejak pertama
pemakaian NAPZA. Masa kadaluarsa (alat
tidak lagi dapat mendeteksi NAPZA) tergantung dari jenis, konsentrasi dan
lamanya pemakaian zat. Hasil yang lebih akurat (terinci) dan last longer
(pemakaian NAPZA masih dapat diditeksi walaupun telah menggunakan selama
bertahun-tahun) dengan memakai preparat tes darah. Kelemahannya adalah alat dan
cara untuk mendapatkan bukti tersebut tergolong sangat mahal.
4. Maka,
bagi sebuah rehabilitasi ketergantungan NAPZA, tes yang paling praktis adalah
dengan
memakai wawancara, berpedoman pada deteksi dini serta memakai alat tes urine.
memakai wawancara, berpedoman pada deteksi dini serta memakai alat tes urine.
5. Alat
tes urine sendiri ada beberapa macam. Ada alat tes urine yang hanya dapat
mendeteksi satu
golongan, dua golongan, sampai paling banyak 5 golongan NAPZA, yaitu golongan amphetamine (shabu, ekstasi, methampethamine, dll), methadone, THC/asam karbosilat (ganja/marinol, LSD, dll), morphine (heroin/putauw, codeine, dll) serta benzodiazepine/BZO (pil koplo/dextro/pil kirik, valium, rohypnol, Ativan, dll).
golongan, dua golongan, sampai paling banyak 5 golongan NAPZA, yaitu golongan amphetamine (shabu, ekstasi, methampethamine, dll), methadone, THC/asam karbosilat (ganja/marinol, LSD, dll), morphine (heroin/putauw, codeine, dll) serta benzodiazepine/BZO (pil koplo/dextro/pil kirik, valium, rohypnol, Ativan, dll).
CONTOH ALAT TES URINE
Contoh : Alat
tes urine 5 katagori dalam packing utuh
|
Contoh : Isi
dari alat tes urine 5 katagori, yang telah dipakai
|
D. ISTILAH
DAN PENGGOLONGAN NAPZA/NARKOBA
Seringkali
kita mendengar istilah NAPZA, NARKOBA, narkotika, alkohol dan lain-lainnya.
Kadang membingungkan.
NAPZA sama
dengan NARKOBA merupakan akronim atau singkatan dari narkotika, psikotropika
dan zat (bahan) adiktif lainnya. Akronim NAPZA digunakan di kalangan kesehatan,
sementara akronim NARKOBA digunakan di kalangan kepolisian.
Penggolongan narkotika, psikotropila dan
zat (bahan) adiktif lainnya didasarkan atas pengaruh yang ditimbulkannya. Pengertian lebih jelasnya sebagai
berikut:
1.
Narkotika
Adalah zat/obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman (sintetis/semi sintetis) yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa (sakit, sedih,
gembira) dan dapat menimbulkan ketergantungan. Misalnya opiate, heroin, codeine, zat
halusinogen (ganja), angel dust, zat penenang (valium), dll.
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa (sakit, sedih,
gembira) dan dapat menimbulkan ketergantungan. Misalnya opiate, heroin, codeine, zat
halusinogen (ganja), angel dust, zat penenang (valium), dll.
2.
Psikotropika
Adalah zat/obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman (sintetis/semi sintetis) bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku. Misalnya ekstasi, shabu, kokain, dll
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif yang dapat menyebabkan perubahan khas pada aktifitas
mental dan perilaku. Misalnya ekstasi, shabu, kokain, dll
3.
Zat (bahan) adiktif lainnya
Adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan
ketergantungan. Misalnya alcohol, kopi, rokok, solvent, dll.
ketergantungan. Misalnya alcohol, kopi, rokok, solvent, dll.
Pengaruh yang
ditimbulkan NAPZA/NARKOBA dibagi 3 golongan:
1.
Stimulan
Memberi pengaruh terhadap pemakaiannya
menjadi aktif. Golongan NAPZA/NARKOBA yang
dapat mengakibatkan pengaruh tersebut adalah yang termasuk golongan amphetamine
(ekstasi/MDMA, shabu, dll), methampethamine (dexies, uppers, dll), dan kokain
(coke/benzoylegonine, dll)
dapat mengakibatkan pengaruh tersebut adalah yang termasuk golongan amphetamine
(ekstasi/MDMA, shabu, dll), methampethamine (dexies, uppers, dll), dan kokain
(coke/benzoylegonine, dll)
2.
Depresan
Memberi pengaruh terhadap pemakainya
menjadi rileks, santai, tidak sakit. Golongan
NAPZA/NARKOBA yang dapa mengakibatkan pengaruh tersebut adalah yang termasuk golongan opiate (opium, heroin/putauw, morphine, codeine, methadone, dll), barbiturate (luminal, seconal,
neoderm, dll), benzodiazepine (pil koplo, Ativan, rohypnol, valium, dll)
NAPZA/NARKOBA yang dapa mengakibatkan pengaruh tersebut adalah yang termasuk golongan opiate (opium, heroin/putauw, morphine, codeine, methadone, dll), barbiturate (luminal, seconal,
neoderm, dll), benzodiazepine (pil koplo, Ativan, rohypnol, valium, dll)
3.
Halusinogen
Memberi pengaruh terhadap pemakainya
berhalusinasi. Golongan NAPZA/NARKOBA yang
dapat mengakibatkan pengaruh tersebut adalah golongan cannabinoid (THC, LSD, ganja, dll),
phencyclidine (angel dust, crystal cyclone, PCP-HOC, dll)
dapat mengakibatkan pengaruh tersebut adalah golongan cannabinoid (THC, LSD, ganja, dll),
phencyclidine (angel dust, crystal cyclone, PCP-HOC, dll)
No comments:
Post a Comment