KONSEP KEGIATAN
REHABILITASI DAN
PERLINDUNGAN SOSIAL
A. Pendahuluan
Empat kelompok besar yang berkaitan
dengan pelayanan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan NAPZA terdiri dari
pencegahan, rehabilitasi, pembinaan lanjut (aftercare)
serta advokasi dan perlindungan sosial. Program yang berkaitan dengan
pencegahan telah banyak dirambah oleh berbagai instansi dan masyarakat,
demikian juga dengan rehabilitasi, baik yang berbasis masyarakat maupun
institusi pemerintah bahkan menurut beberapa informasi ada tempat rehabilitasi
ditutup karena kosong karena atau kekurangan residen, sedangkan ranah aftercare yang bersinggungan dengan on the job training agak diabaikan.
Pada akhirnya, sampailah pada
persoalan yang memuncak pentingnya menggarap ranah aftercare sekaligus on the job
training yang kebutuhannya sekarang sangat mendesak untuk dikembangkan,
baik secara kuantitas maupun kualitas. Persoalan ini tidak hanya terjadi di
Jawa Timur saja, namun juga merupakan problema umum di seluruh provinsi di
Indonesia. Ketika para recovering addict
telah menjalani rehabilitasi di manapun dan dengan metoda apapun lantas mereka
kebingunan mencari tempat untuk mulai mengembangkan aktualisasi dirinya serta
menjaga recovery atau pemulihan
jangka panjang dari kepulihannya.
Maka, dari realitas tersebut,
mulailah dirintis program-program aftercare
dan on the job training (walaupun
respon agak terlambat). Salah satunya adalah kegiatan Rehabilitasi dan
Perlindungan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan NAPZA dengan kegiatan
rehabilitasi fisik, mental, sosial, spiritual dan pelatihan keterampilan.
Karena konsepnya adalah aftercare dan on the job training, maka proporsinya rehabilitasi fisik, mental,
sosial dan spiritual 30%, sedangkan pelatihan keterampilan sebanyak 70%. Untuk
pelatihan keterampilan dipilih service sepeda motor dengan pertimbangan pangsa
pasar dan minat umum. Sedangkan untuk rehabilitasi fisik, mental, sosial dan
spiritual diuraikan lebih lanjut.
B. Pengertian
1. Rehabilitasi sosial adalah proses
refungsionalisasi dan pemantapan taraf kesejahteraan sosial untuk memungkinkan
para penyandang masalah kesejahteraan sosial mampu melaksanakan kembali fungsi
sosialnya dalam tata kehidupan dan penghidupan bermasyarakat dan bernegara.
Demikian juga dengan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA bertujuan
agar para recovering addict dapat
menjalankan kembali fungsi sosial dalam lingkungan keluarga serta lingkungan
yang lebih luas secara mandiri baik mental maupun ekonomi tanpa menggunakan
kembali NAPZA
2.
Perlindungan
sosial adalah upaya yang
sistematis dalam menjamin terpenuhinya hak-hak target pelayanan dan
rehabilitasi sosial para penyandang masalah kesejahteraan sosial sehingga dapat
terhindar dari berbagai gangguan dan resiko yang dapat menghambat proses dan
tujuan pelayanan dan rehabilitasi sosial itu sendiri. Demikian juga dengan
perlindungan sosial terhadap para recovering
addict adalah terhindarnya kembali dari gangguan dan resiko yang dapat
membuat mereka jatuh kembali dan menggunakan NAPZA sehingga dapat menjalankan
kehidupan kesehariannya secara wajar dan rasa aman dengan terpenuhi hak-haknya.
Berkaitan dengan kegiatan
rehabilitasi dan perlindungan sosial ini, para recovering addict yang berusaha untuk pulih dan bangkit dengan
menjalankan kehidupan sehari-harinya secara wajar memerlukan bantuan bimbingan
baik secara fisik, mental, sosial maupun keterampilan untuk mencapai tujuan
kemandirian dirinya. Walaupun dinyatakan pulih secara fisik, mental maupun
sosial, mereka tetap selalu memerlukan pembinaan berupa bimbingan-bimbingan
tersebut sebagai polesan seumur hidupnya agar semaikin pulih. Sebagai bekal
untuk kemandiriannya, diperlukan pelatihan vocational, dalam hal ini pelatihan
keterampilan sepeda motor dengan tujuan akhir kemandirian.
3.
Aftercare
Adalah Kegiatan pembinaan lanjutan
setelah recovering addict lepas dari
ketergantungan NAPZA yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang positif
pasca proses pemulihan (Terapi dan Rehabilitasi) yang akan sangat berguna bagi
para penyalahguna narkotika. Pengalaman nyata dari mantan-mantan penyalahguna
narkotika menunjukkan bahwa adanya kegiatan yang positif dan produktif memiliki
beberapa manfaat diantaranya membangkitkan kembali rasa percaya diri dan
mengisi waktu luang dimana tentunya diharapkan bagi korban penyalahgunaan
narkotika dapat mencapai tahapan full recovery.
4.
On The Job Training (OJT)
OJT dalam kaitan dengan rehabilitasi
dan perlindungan social bagi korban NAPZA adalah suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan,pengetahuan,
kebiasaan kerja dan sikap recovering addict
(RA) upaya menata kehidupan diri (dan keluarganya) kearah kemandirian
Tujuan :
a. RA memiliki kebulatan tekad/sikap kerja yang positif menuju prestasi.
b. Memiliki gambaran/pengetahuan dan jenis pelatihan yang akan dijalankan selama menjadi pengikuti
kegiatan pelatihan keterampilan
c. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan kerja dan pekerjaannya.
a. RA memiliki kebulatan tekad/sikap kerja yang positif menuju prestasi.
b. Memiliki gambaran/pengetahuan dan jenis pelatihan yang akan dijalankan selama menjadi pengikuti
kegiatan pelatihan keterampilan
c. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, rekan kerja dan pekerjaannya.
5. Bimbingan fisik
adalah kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Bentuk kegiatannya seperti function, registrasi, pengasramaan, olah raga, aerobic, spot check (room GI), pemeriksaan kesehatan. Tujuan bimbingan fisik adalah
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga
b. Meningkatkan kesehatan fisik untuk pengembangan psikis yang lebih baik
c. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis
6. Bimbingan mental (intelektual, psikologis, spiritual, estetika) adalah upaya yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur, terarah dengan tujuan menguatkan dan mengontrol kemauan, membina stabilitas emosional, mengembangkan penalaran, sifat-sifat dan sikap serta motivasi. Tujuan tersebut tidak dapat diraih dengan singkat, namun harus dilakukan secara sistematik dan dilakukan dalam waktu yang cukup lama dengan pengawasan. Bentuk kegiatannya adalah prayer (shalat dan berdoa), concern, sharing circle, evening wrap up, weekend wrap up, dan lain-lain
adalah kegiatan yang mengarah pada pengembangan organ-organ tubuh manusia (body building), kesegaran jasmani (physical fitness), kegiatan fisik (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill development). Bentuk kegiatannya seperti function, registrasi, pengasramaan, olah raga, aerobic, spot check (room GI), pemeriksaan kesehatan. Tujuan bimbingan fisik adalah
a. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga
b. Meningkatkan kesehatan fisik untuk pengembangan psikis yang lebih baik
c. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan
demokratis
6. Bimbingan mental (intelektual, psikologis, spiritual, estetika) adalah upaya yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur, terarah dengan tujuan menguatkan dan mengontrol kemauan, membina stabilitas emosional, mengembangkan penalaran, sifat-sifat dan sikap serta motivasi. Tujuan tersebut tidak dapat diraih dengan singkat, namun harus dilakukan secara sistematik dan dilakukan dalam waktu yang cukup lama dengan pengawasan. Bentuk kegiatannya adalah prayer (shalat dan berdoa), concern, sharing circle, evening wrap up, weekend wrap up, dan lain-lain
7. Bimbingan
sosial adalah seperangkat usaha bantuan kepada individu dalam kelompok agar
dapat mengahadapi sendiri masalah-masalah pribadi dan sosial yang dialaminya,
mengadakan penyesuaian pribadi dan sosial, memilih kelompok sosial, memilih
jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang bernilai guna, serta
berdaya upaya sendiri dalam memecahkan masalah-masalah pribadi, rekreasi dan
sosial yang dialaminya dalam bentuk kelompok. Kegiatannya meliputi morning briefing/morning meeting, static
group, saturday night activity, recreation and sport, PBK/magang kerja
8.
Bimbingan keterampilan serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk membekali pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan sikap baik individu maupun kelompok dengan beberapa
jenis keterampilan untuk dapat dijadikan sebagai sumber usaha dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidup. Tujuan diadakannya
bimbingan keterampilan kerja ini adalah sebagai upaya pemberdayaan terhadap residen
yang mengalami permasalahan sosial ekonomi agar dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara memadai dalam kehidupan bermasyarakat. Bentuk kegiatannya
teori dan praktek service sepeda motor serta kewirausahaan.
9.
Room GI
Adalah pengecekan barang-barang pribadi maupun rumah secara
keseluruhan dengan tujuan menegakkan aturan rumah serta menghilangkan
barang-barang yang tidak diperlukan sehingga seluruh residen selalu waspada
terhadap diri (pemeliharaan
kebersihan dan kerapihan diri) dan lingkungannya.
Tujuan untuk menghindari penyimpangan dari cardinal rules (no sex, no
drugs, no violence)
Cara pelaksanaan :
Penggeledahan secara menyeluruh ruangan (rooms) dan
barang-barang pribadi (personal things)
10. Concern
Adalah
group yang dirancang kepeda residen untuk mengekspresikan ataupun menyatakan
perasaan residen seperti senang, bangga, kesal, kecewa dan lain-lain
Tujuan :
a. Membentuk komunitas yang sehat
b. Menjadikan pribadi residen yang bertanggung jawab
c. Berani mengungkapkan perasaan
d. Membangun kedisiplinan
e. Menyadari akan kekurangannya
f. Menumbuhkan rasa self-esteem
a. Membentuk komunitas yang sehat
b. Menjadikan pribadi residen yang bertanggung jawab
c. Berani mengungkapkan perasaan
d. Membangun kedisiplinan
e. Menyadari akan kekurangannya
f. Menumbuhkan rasa self-esteem
11. Circle
Adalah group therapy yang dilakukan oleh
seluruh resident yang dipimpin oleh seorang staf guna membahas masalah yang
terjadi pada diri masing-masing residen dengan maksud membiasakan diri dalam
memberikan masukan dan menanyakan secara jelas masalah yang sedang dialami anggota
keluarganya, tujuannya adalah untuk mengeluarkan guilt (beban) yang ada pada dirinya sehingga residen lebih focus
dalam program tanpa guilt.
Tujuan dari
circle adalah :
a. Tumbuhnya rasa saling percaya antara sesama residen
b. Belajar memberikan umpan balik (feed back) yang positif
c. Belajar memberikan pertanyaan untuk memperjelas suatu masalah yang terjadi
a. Tumbuhnya rasa saling percaya antara sesama residen
b. Belajar memberikan umpan balik (feed back) yang positif
c. Belajar memberikan pertanyaan untuk memperjelas suatu masalah yang terjadi
Cara
pelaksanaan :
a. Doa
b. Sharing
c. Confrontation
d. Feed back
a. Doa
b. Sharing
c. Confrontation
d. Feed back
12. Weekend
wrap up
Adalah pertemuan yang diikuti oleh seluruh
residen guna membahas tentang perasaan hati masing-masing selama satu minggu,
serta membahas masalah yang terjadi dalam rumah dalam waktu seminggu yang lalu,
biasanya pertemuan ini dilaksanakan satu minggu sekali pada hari minggu malam.
Tujuan
a. Resident dapat mengevaluasi diri sendiri (self evaluation) terhadap perasaan dan perubahan pada diri
residen selama satu minggu yang lalu
b. Residen mampu melihat kelemahan residen yang lain dan perduli terhadap kehidupan komunitas dengan
saling memberikan saran kepada residen yang lain
c. Meningkatkan kewaspadaan terhadap komunitas serta keluarganya, sehingga bila terjadi masalah
dalam satu minggu itu bisa segera dicarikan solusinya
a. Resident dapat mengevaluasi diri sendiri (self evaluation) terhadap perasaan dan perubahan pada diri
residen selama satu minggu yang lalu
b. Residen mampu melihat kelemahan residen yang lain dan perduli terhadap kehidupan komunitas dengan
saling memberikan saran kepada residen yang lain
c. Meningkatkan kewaspadaan terhadap komunitas serta keluarganya, sehingga bila terjadi masalah
dalam satu minggu itu bisa segera dicarikan solusinya
Cara pelaksanaan Circle dan sharing (selama 1 minggu):
a.
Issue residen
b.
Issue rumah
c.
Theme of the week
13. Morning
briefing
Adalah yaitu pertemuan yang dilaksanakan pada
pagi hari pada saat akhir pekan (weekend), yang diikuti oleh seluruh residen
dan staf untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di dalam rumah dan juga
membahas tentang perasaan hatinya pada saat itu.
Tujuan
a. Munculnya norma-norma baru dalam fasilitas rumah yang harus dilaksanakan oleh residen
b. Munculnya sikap perduli, baik terhadap fasilitas rumah ataupun sesama family lainnya
c. Munculnya sikap kekeluargaan antara staf dengan residen
a. Munculnya norma-norma baru dalam fasilitas rumah yang harus dilaksanakan oleh residen
b. Munculnya sikap perduli, baik terhadap fasilitas rumah ataupun sesama family lainnya
c. Munculnya sikap kekeluargaan antara staf dengan residen
Cara pelaksanaan
a. Doa
b. Sharing
c. Confrontation
d. Feed back
a. Doa
b. Sharing
c. Confrontation
d. Feed back
14. Morning
meeting
Adalah pertemuan yang merupakan komponen
utama yang dilaksanakan setiap pagi hari untuk mengawali kegiatan residen dan
diikuti oleh seluruh residen.
Tujuan
a. Residen mulai dapat mengungkapkan perasaannya
b. Residen dapat meningkatkan kepercayaan dirinya
c. Residen dapat tumbuh sikap jujur dan tanggung jawabnya
d. Residen dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap family ataupun lingkungannya
a. Residen mulai dapat mengungkapkan perasaannya
b. Residen dapat meningkatkan kepercayaan dirinya
c. Residen dapat tumbuh sikap jujur dan tanggung jawabnya
d. Residen dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap family ataupun lingkungannya
Cara pelaksanaan morning meeting
b. Doa
c. Ikrar
d. Pengumuman
e. Awareness/kepedulian terhadap situasi keluarga dan lingkungan
f. Motivation
g. Acknowledge/penghargaan
h. Issue/masalah inti dalam keluarga
i. Quote/kata mutiara
j. Reading/intisari dari yang dibaca, dilihat, dirasa, diamati
k. Games/permainan
b. Doa
c. Ikrar
d. Pengumuman
e. Awareness/kepedulian terhadap situasi keluarga dan lingkungan
f. Motivation
g. Acknowledge/penghargaan
h. Issue/masalah inti dalam keluarga
i. Quote/kata mutiara
j. Reading/intisari dari yang dibaca, dilihat, dirasa, diamati
k. Games/permainan
15. Saturday
night activity
Adalah aktifitas malam mingguan yang
dilakukan bersama-sama antara staf dan seluruh resien dengan maksud rekreatif
dan mencegah triggering
16. PBK/magang kerja
Adalah model pembelajaran keterampilan
dengan cara praktek langsung di dunia sesungguhnya dengan cara residen
dititipkan di bengkel-bengkel atau perusahaan untuk menimba pengalaman yang
sesungguhnya
17. Family
Session
Adalah kunjungan keluarga kepada resident,
kegiatan ini dilakukan apabila residen sudah mencapai waktu yang sudah
ditentukan oleh staf atau sudah dinilai layak untuk dikunjungi. Kegiatan ini
membawa perubahan antara lain:
a. Munculnya kepercayaan kembali keluarga kepada residen atau sebaliknya
b. Terjadinya komunikasi yang efektif antara residen dengan keluarga, keluarga dengan staf
c. Hilangnya rasa kerinduan antara residen dengan keluarga dan sebaliknya
a. Munculnya kepercayaan kembali keluarga kepada residen atau sebaliknya
b. Terjadinya komunikasi yang efektif antara residen dengan keluarga, keluarga dengan staf
c. Hilangnya rasa kerinduan antara residen dengan keluarga dan sebaliknya
18. Concern
adalah group
therapy yang dilakukan oleh seluruh residen yang dipimpin oleh seorang staf
dengan tujuan untuk saling kepedulian di antara residen dengan lingkungan.
Cara pelaksanaan:
Circle + drop slip/drop guilt + hug
19. Religious
class
Adalah pembinaan spiritual, seperti
bimbingan keagamaan dengan maksud agar residen dapat mengenali kekuatan yang
lebih tinggi di luar dirinya dan NAPZA
20. Caseload
Adalah suatu kegiatan yang membahas segala
permintaan/permohonan
Caranya membuat peserta membuat permohonan
secara tertulis diserahkan kepada program administrasi untuk diproses.
21. Maka
secara keseluruhan, kegiatan Rehabilitasi dan Perlindungan Social bagi Korban
Penyalahguna NAPZA ini adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi recovering
addict berupa bimbingan fisik, mental, social dan keterampilan dimana bimbingan
keterampilan menduduki proporsi ebih banyak (70 %). Hal ini dimaksudkan agar kegiatan yang positif dan produktif bermanfaat dalam
membangkitkan kembali rasa percaya diri dan mengisi waktu luang. Diharapkan
bagi korban penyalahgunaan narkotika dapat mencapai tahapan full recovery.
C. Jadwal Kegiatan
Kegiatan Rehabilitasi dan Perlindungan
Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA ini dilaksanakan di dalam facility (rumah) selama 50 hari dan
magang di bengkel/perusahaan selama 30 hari. Total pelaksanaan adalah 80 hari.
Dengan kegiatan digambarkan rincian dan dalam kolom.
1.
Pembinaan Fisik
a. Olah raga optional
b. Tes urine :
c. Room G.I.
d. Pemeriksaan kesehatan, 1 minggu 1 kali
setiap hari jum’at jam 10.00 WIB
2.
Pembinaan Mental dan Sosial (MATERI 1 & 3)
a.
Pre Morning Briefing
b.
Concern
c. Circle
d.
Religious Class
e.
Seminar
f. Case load
3.
Keterampilan
(MATERI 2)
a.
Teori dan praktek sepeda motor
b.
Kewirausahaan/testimoni
4.
Magang/PBK
AKTIFITAS
HARIAN
WAKTU
|
KEGIATAN
|
08.00-09.00
09.00-10.00
10.00-11.30
11.30-13.30
13.00-15.00
16.30-19.00
19.00-20.00
20.00-21.30
|
MAKAN PAGI
ISTIRAHAT
MATERI 1
ISHOMA
MATERI 2
ISHOMA
MAKAN MALAM
MATERI 3
|
JADWAL MATERI HARIAN
HARI
|
WAKTU
|
KEGIATAN
|
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUMAT
|
10.00-11.30
13.00-17.00
20.00-21.30
10.00-11.30
13.00-17.00
20.00-21.30
10.00-11.30
13.00-17.00
20.00-21.30
10.00-11.30
13.00-17.00
20.00-21.30
10.00-11.30
13.00-16.00
20.00-21.30
|
MORNING MEETING
KETERAMPILAN
CONCERN
MORNING MEETING
KETERAMPILAN
CIRCLE
MORNING MEETING
KETERAMPILAN
SEMINAR
MORNING MEETING
KETERAMPILAN
RELIGIOUS CLASS
Medical check up
CASE LOAD
FOLLOW UP CASE LOAD
|
SABTU
|
AKTIFITAS
PRIBADI
|
|
MINGGU
|
KUNJUNGAN
KELUARGA
|
D.
Peserta Kegiatan
Peserta merupakan eks pecandu NAPZA
sebanyak 15 orang yang berasal Kota Surabaya 5 orang, 5 orang dari Kabupaten
Sumenep dan 5 orang dari Kota Mojokerto yang telah melalui tahap seleksi dan
dinyatakan lulus.
E.
Kegiatan Praktek Belajar Kerja
(Magang) dan Bantuan Stimulan
Setelah
50 hari berada di dalam facility
(rumah) dan mendapatkan pembekalan klasikal, peserta dimagangkan di
bengkel-bengkel wilayah kota Surabaya selama 30 hari. Selesai mengikuti
PBK/magang setiap peserta diberi bantuan stimulan cash sebesar Rp. 3.000.000 ke
rekening BRI masing-masing peserta yang diakumulasikan dengan 5 orang rekan
se-daerahnya sehingga akan menjadi modal awal untuk membentuk Kelompok Usaha
Bersama (KUBE) bengkel service sepeda motor di daerah asal masing-masing.
F. Susunan Panitia dan Instruktur
1.
Penanggung Jawab (Program Director)
a.
Kabid
Yanrehsos Dinsosprov Jatim
b.
Kepala
UPT Rehsos ANKN Surabaya (ARMAN LINDA, SH., M.Si.)
2.
Penanggung Jawab Program (Program Manager)
b.
Drs. GOENAWAN HARIE S.
c.
Dra. TITIN ANDAJANI
3.
Bidang Administrator
a.
Dra.
ANNA SETYANA, M.Si.
b.
ABDUL
MADJID, S.Sos.
c.
KRISNANI S.
4.
Akomodasi dan Perlengkapan
a.
R.
SOEGENG HARSONO
b.
T A B R I
5.
Seksi
Konsumsi
a.
PUSPITASARI
P., S.Psi.
b.
S U K E M I
6.
Pelaksana
Kegiatan
Dra.
NENDEN DESNAWATI
7.
Nara
Sumber Materi 1
a.
Senin
(Dra. NENDEN DESNAWATI)
b.
Selasa
(ANI KARTINI)
c.
Rabu (Dra. SRI
TAQWIYATI)
d.
Kamis
(S U W I T O)
e.
Jum’at (A R I F I N)
8.
Keamanan (Satpol PP)
9.
Instruktur
a.
Malam
(concern, circle, dll)
1)
Herwin Aswir
2)
Rano
Bagus Parikesit
b.
Seminar
1)
Rano
Bagus Parikesit (Relapse Prevention-3 pertemuan)
2)
Herwin
Aswir (Step of Recovery -2 pertemuan)
3)
HIV/AIDS
(dokter Puskesmas/FHI)
4)
Drugs
Abuse (UU Narkotika, Sema, Wajib Lapor)
-
Kepolisian/BNP/FPASPPN
5)
Kewirausahaan/testimoni (WIDIARTO, SH, MM)
c.
Religious
class (Ustadz Sholeh)
d.
Keterampilan
Service Sepeda Motor (Danang Sulaksono)
JADWAL SEMINAR
W A K T U
|
POKOK BAHASAN
|
CONDUCTOR
|
Rabu, 4 Mei 2011
|
Relapse
Prevention
|
Herwin Aswir/Rano
Bagus Parikesit
|
Rabu, 11 Mei
2011
|
Relapse
Prevention
|
Herwin Aswir/Rano
Bagus Parikesit
|
Rabu, 18 Mei
2011
|
Relapse
Prevention
|
Herwin Aswir/Rano
Bagus Parikesit
|
Rabu, 25 Mei
2011
|
Step of Recovery
|
Herwin Aswir/Rano
Bagus Parikesit
|
Rabu, 1 Juni
2011
|
Step of Recovery
|
Herwin Aswir/Rano
Bagus Parikesit
|
Rabu, 8 juni
2011
|
HIV/AIDS
|
dr. PUSKEMAS/FHI
|
Rabu, 15 Juni
2011
|
Drugs Abuse
|
Kepolisian/BNP/FPASPPN
|
Rabu, 22 Juni
2011
|
Kewirausahaan
|
H. Widiarto, SH, M.Si.
|
Rabu, 29 Mei 2011
|
Isra Mi’raj nabi Muhammad SAW
|
H. Tata Tertib
1.
Cardinal rules (no drugs, no sex, no violence)
2.
Selalu mengenakan tanda peserta dalam kegiatan
3.
Hari Sabtu, Minggu, dan libur nasional digunakan untuk keperluan pribadi
4.
Membersihkan ruangan dan alat makan sendiri
G. Lain-lain
1.
Form registrasi
bersamaan dengan pembagian ATK dan kaos kepada peserta. Dalam registrasi
juga perlu dilampirkan surat pemanggilan serta penyakit yang menyertai yang
memerlukan pengobatan
2.
Room GI dan tes urine (seminggu 1 kali atau
sewaktu-waktu) harus diumumkan kepada peserta
3.
Melangggar 3
cardinal rules (no drugs, no sex, no violence), dicoret dari kepesertaan. Namun
harus diperhatikan ada obat yang beredar umum atau anti retroviral (misal
evavirin) yang menyebabkan tes urine positif
4.
Membuat blanko surat permohonan ijin pulang/home leave (tanda tangan orang tua/wali)
dan drop guilt
5.
Kompor untuk masak mie
No comments:
Post a Comment